Simak 7 Seri SUN yang Bakal Dilelang 24 September 2019, Diprediksi Ramai
Simak 7 Seri SUN yang Bakal Dilelang 24 September 2019, Diprediksi Ramai
Simak 7 Seri SUN yang Bakal Dilelang 24 September 2019, Diprediksi Ramai
TRIBUN-TIMUR.COM - Euforia penurunan suku bunga acuan dipercaya masih akan terasa hingga pelaksanaan lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (24/9/2019) mendatang.
Hal tersebut diprediksi dapat meningkatkan minat investor terhadap lelang tersebut.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia, Ramdhan Ario Maruto, Minggu (22/9/2019) mengatakan pemangkasan suku bunga acuan, baik oleh The Federal Reserves maupun Bank Indonesia (BI), sebenarnya sudah sesuai dengan ekspektasi para pelaku pasar.
Bahkan, dalam hal BI, pasar melihat ruang penurunan suku bunga acuan sangat terbuka, seiring besarnya arus modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.
Alhasil, tinggal masalah waktu saja bagi bank sentral Indonesia tersebut untuk memangkas suku bunga acuan.
Karena penurunan sudah diekspektasikan, kondisi pasar obligasi cenderung stabil.
Baca: Kompas Travel Fair 2019 Digelar, BNI Target Kantongi Transaksi Rp 30 Miliar
Baca: Pemerintah Raup Rp 7,05 T dari Lelang Sukuk, Tenor Pendek Masih Jadi Primadona, Berikut Rinciannya
Baca: Resmikan Kantor Baru, Bank Sampoerna Siapkan Cafe Khusus Nasabah
Baca: Waspada Ajukan Pinjaman Online, Terbaru OJK Tutup 123 Fintech Ilegal, Ini Daftarnya
Tidak terjadi pergerakan yang signifikan dari yield atau harga SUN di pasar sekunder.
Hal ini terbukti dari pergerakan yield SUN acuan tenor 10 tahun yang masih bertahan di level 7,220% pada perdagangan akhir pekan lalu.
Walau begitu, antusiasme investor akan tetap tinggi pada saat lelang SUN nanti.
“Biar bagaimanapun, pemangkasan suku bunga acuan selalu menjadi katalis positif bagi pasar obligasi,” ujarnya, dikutip kontan.co.id.
Ditambah lagi, ada kemungkinan pemerintah akan meniadakan lelang Surat Berharga Negara (SBN) di pertengahan Desember nanti. Pasalnya, kebijakan front loading pemerintah membuat target penerbitan SBN melalui lelang bisa saja terpenuhi sebelum akhir tahun.
Baca: BTN Siapkan Program BP2BT Atasi Kekurangan Kuota FLPP
Baca: LINK Pendaftaran Lowongan Kerja BUMN Bank Indonesia, Persyaratan, Cara Daftar dan Tahapan Seleksi
Baca: Dinilai Bermanfaat ke Masyarakat Kecil, OJK Ingin Tambah Bank Wakaf
Baca: Panin Dubai Syariah Hadirkan Payment Point di UIN Alauddin
“Suplai obligasi di pasar primer mulai terbatas, sehingga potensi investor untuk lebih meramaikan lelang sangat terbuka,” tambahnya.
Bisa Tembus Rp 45 T
Ramdhan menghitung, seiring stabilnya kondisi pasar dan efek penurunan suku bunga acuan, bukan mustahil nilai penawaran yang masuk pada lelang SUN nanti bisa di atas Rp 45 triliun.
Angka ini pun sudah berada di atas target maksimal yang ditetapkan pemerintah. Selain itu, dorongan sentimen positif penurunan suku bunga acuan.
Ditambah tensi perang dagang yang sedang mereda, berpotensi membuat penawaran masuk pada lelang SUN nanti tidak hanya terkonsentrasi pada seri-seri tenor pendek saja.

Seri-seri tenor panjang, termasuk yang di atas 10 tahun, juga bakal laris saat lelang nanti.
Berikut 7 seri SUN yang bakal dilelang 24 September 2019 berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan yang diolah KONTAN:
1. Seri SPN03191226
Jatuh Tempo: 26 Desember 2019
Tingkat Kupon: Diskonto
2. Seri SPN1220061
Jatuh Tempo: 19 Juni 2020
Tingkat Kupon: Diskonto
3. Seri FR0081
Jatuh Tempo: 15 Juni 2025
Tingkat Kupon: 6,50%
4. Seri FR0082
Jatuh Tempo: 15 September 2030
Tingkat Kupon: 7,00%
5. Seri FR0080
Jatuh Tempo: 15 Juni 2035
Tingkat Kupon: 7,50%
6. Seri FR0079
Jatuh Tempo: 15 April 2039
Tingkat Kupon: 8,375%
7. Seri FR0076
Jatuh Tempo: 15 Mei 2048
Tingkat Kupon: 7,375%.
Pemerintah Raup Rp 7,05 T dari Lelang Sukuk
Pemerintah meraup dana Rp 7,05 triliun pada lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara, Selasa (17/9/2019).
Penawaran masuk di lelang tersebut mencapai Rp 29,03 triliun. Penawaran tersebut lebih tinggi ketimbang lelang sukuk dua pekan lalu, yang cuma Rp 21,81 triliun.
Investor masih memburu seri-seri tenor pendek. Sebaliknya, pemerintah paling banyak memenangkan sukuk jangka panjang
Senior Vice President Recapital Asset Management, Rio Ariansyah menilai daya serap investor terhadap sukuk jauh lebih tinggi dibandingkan obligasi konvensional karena sukuk tidak terlalu terpengaruh sentimen di pasar.
Baca: Genjot iB Hasanah Card, BNI Syariah Capai Pertumbuhan 17 Persen
Baca: Gubernur Sulsel Buka Kompas Travel Fair di Pipo Mal
Baca: Ratusan Orang Antri Beli Delft Apartemen CitraLand City Losari Makassar
Permintaan sukuk kali ini juga naik didorong ekspektasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
"Kenaikan permintaan dalam lelang lebih dikarenakan turunnya suku bunga BI," ujarnya.
Karena suku bunga berpotensi turun, Direktur Utama Avrist Asset Management Hanif Mantiq menilai investor memburu sukuk sekarang. "Investor takut, yield (imbal hasil) lebih turun ke depannya," katanya.
Penurunan yield juga sudah terlihat di obligasi korporasi. Hanif memperkirakan imbal hasil untuk tenor 10 tahun bisa berada di bawah 7%.
Namun, dia optimistis level tersebut masih menarik untuk menyedot minat masyarakat masuk ke pasar obligasi dengan alasan, yield Tanah Air pernah berada di bawah 7%.
Baca: Tak Mampu Lunasi Utang di Fintech, Yuliana Indriati Disebut Rela Digilir Rp 1 Juta, Korban Mengadu
Baca: Daftar BUMN yang Buka Lowongan Kerja, Mulai Lulusan SMA,Ada PT Antam Tbk, PT Pelni, dan PT Pegadaian
Baca: Perbankan Perang Suku Bunga Deposito, Ini Kata OJK
Baca: Bunga Acuan Turun, Peluang Developer Tingkatkan Penjualan
Senada, Rio memprediksi lelang sukuk di Tanah Air akan lebih menarik lagi. Efek pendapatan tetap berbasis syariah dianggap masih sangat langka, sementara kebutuhannya cukup tinggi.
Meskipun begitu, beberapa sentimen eksternal perlu diperhatikan karena bisa mempengaruhi sentimen penawaran sukuk ke depan.
Antara lain rencana pemangkasan bunga Federal Reserve dan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
Rio memperkirakan imbal hasil sukuk untuk tenor 10 tahun bakal berada di kisaran 6,5-7%.(*)