Pemerintah Raup Rp 7,05 T dari Lelang Sukuk, Tenor Pendek Masih Jadi Primadona, Berikut Rinciannya
Pemerintah meraup dana Rp 7,05 triliun pada lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara, Selasa (17/9/2019).
Pemerintah Raup Rp 7,05 T dari Lelang Sukuk, Tenor Pendek Masih Jadi Primadona, Berikut Rinciannya
TRIBUN-TIMUR.COM - Pemerintah meraup dana Rp 7,05 triliun pada lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara, Selasa (17/9/2019).
Penawaran masuk di lelang tersebut mencapai Rp 29,03 triliun. Penawaran tersebut lebih tinggi ketimbang lelang sukuk dua pekan lalu, yang cuma Rp 21,81 triliun.
Investor masih memburu seri-seri tenor pendek. Sebaliknya, pemerintah paling banyak memenangkan sukuk jangka panjang
Senior Vice President Recapital Asset Management, Rio Ariansyah menilai daya serap investor terhadap sukuk jauh lebih tinggi dibandingkan obligasi konvensional karena sukuk tidak terlalu terpengaruh sentimen di pasar.
Baca: BI Institut dan Kantor Perwakilan Sulsel Luncurkan Buku Sejarah Ekonomi Maritim Makassar
Baca: Kalla Beton - Wijaya Karya Beton Tandatangani Perjanjian KSO
Baca: Lelang Sukuk Masih Jadi Incaran Investor, Kali Ini 6 Seri Ditawarkan
Baca: 10 Orang Terkaya di Indonesia 2019 Bos BCA Nomor Satu, Chairul Tanjung ke-7 Bos RCTI Tidak Masuk
Permintaan sukuk kali ini juga naik didorong ekspektasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
"Kenaikan permintaan dalam lelang lebih dikarenakan turunnya suku bunga BI," ujarnya.
Karena suku bunga berpotensi turun, Direktur Utama Avrist Asset Management Hanif Mantiq menilai investor memburu sukuk sekarang. "Investor takut, yield (imbal hasil) lebih turun ke depannya," katanya.

Imbal Hasil Bisa di Bawah 7%
Penurunan yield juga sudah terlihat di obligasi korporasi. Hanif memperkirakan imbal hasil untuk tenor 10 tahun bisa berada di bawah 7%.
Namun, dia optimistis level tersebut masih menarik untuk menyedot minat masyarakat masuk ke pasar obligasi dengan alasan, yield Tanah Air pernah berada di bawah 7%.
Senada, Rio memprediksi lelang sukuk di Tanah Air akan lebih menarik lagi. Efek pendapatan tetap berbasis syariah dianggap masih sangat langka, sementara kebutuhannya cukup tinggi.
Baca: Detik-detik 3 Pelaku Pembakaran Hutan dan Lahan Ditangkap Polisi dan TNI Pakai Helikopter
Baca: Rupiah Kembali Melemah ke Level Rp 14.094 per Dolar AS, Harga Emas Antam Stagnan
Baca: Pegadaian Kanwil Makassar Catat Nasabah Tabungan Emas 222.163 Orang
Baca: Jalin Kerja Sama dengan Kalla Inti Karsa, BNI Ingin Nipah Jadi Mall Digital
Meskipun begitu, beberapa sentimen eksternal perlu diperhatikan karena bisa mempengaruhi sentimen penawaran sukuk ke depan.
Antara lain rencana pemangkasan bunga Federal Reserve dan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
Rio memperkirakan imbal hasil sukuk untuk tenor 10 tahun bakal berada di kisaran 6,5-7%.