Dipecat PDIP, Novianus Patanduk Tetap Ikut Gladi Pelantikan Anggota DPRD Sulsel
Diberitakan sebelumnya, Novianus terancam takkan menikmati status sebagai anggota DPRD Sulsel karena telah dipecat oleh partainya
Penulis: Hasan Basri | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Novianus YL Patanduk mengikuti gladi bersih pelantikan anggota DPRD Sulsel periode 2019-2024, Minggu (22/9/19) pagi.
Pelantikan akan dilaksanakan Selasa (24/9/19) pagi.
Diberitakan sebelumnya, Novianus terancam takkan menikmati status sebagai anggota DPRD Sulsel karena telah dipecat oleh partainya, PDIP, beberapa pekan lalu.
Baca: Sudah Dipecat dari Partai, Sekwan Tetap Akan Undang Novianus untuk Dilantik.
Novianus masih berjuang agar keputusan partai tersebut dibatalkan.
"Saya sangat besyukur karena masih diberikan kesempatan untuk bisa menghadiri undangan gladi bersih," kata pria asal Toraja ini usai gladi di ruang paripurna DPRD Sulsel.
"Saya berharap partai PDIP tetap memberikan saya ruang dan waktu agar bisa menjalankan amanah yang diberikan oleh rakyat kepada saya," tambah caleg terpilih Daerah Pemilihan (Dapil) II Sulsel meliputi Kecamatan Panakkukang, Manggala, Tamalate, dan Biringkanayya ini.
Baca: Sekjen PMTI Sebut Ada Kesewenangan Partai Begal Kursi Novianus YL Jelang Pelantikan DPRD Sulsel
Dia juga berharap, pimpinan partai PDIP di Sulsel maupun di DPP bisa menyikapi masalahnya sesuai aturan.
"Saya berharap ibu ketua umum (PDIP-Megawati) dan jajaran pusat untuk bisa melihat dan mempertimbangkam kembali SK pemberhentian (sebagai kader PDIP) saya," ujarnya.
Mengenai masalah dana saksi yang dipersoalkan pengurus PDIP, yang menjadi alasan pemecatannya, Novianus mengaku tidak membayar sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Baca: Partai Minta Novianus Tak Dilantik jadi Anggota DPRD, Ini Penjelasan KPU Sulsel
"Kita di PDIP, namanya dana gotong royong, itu kami tidak membayar sesuai waktu yang telah ditentukan. Memang secara logika bahwa pembayaran dana gotong royong tidak sesuai batas waktu ditentukan," ujarnya.
Novianus baru melalukan pembayaran dana gotong royong setelah proses pemilihan.
Namun saat itu ditolak dengan alasan sudah terlambat.
"Saat itu saya fokus bagaimana dapat meraih suara. Setelah pemilihan baru saya mencoba mencari dana ke teman-teman dan ada terkumpul sedikit untuk saya berikan. Namun pada saat itu partai bilang lambat," ujarnya.
Baca: Ini Alasan PDIP Pecat Novianus Jelang Pelantikan Anggota DPRD Sulsel Terpilih
Adapun dana gotong royong yang harus dibayar, katanya, senilai Rp 20 juta.
"Inilah saya harapkan bahwa bagaimana kebijakan bisa ditinjau lagi," harapnya.