OPINI
OPINI - Kearifan Napo Sulbar dan Magnet Sufistiknya
Desa Napo adalah tempat yang pas untuk mengenal lebih jauh budaya Mandar, menyelami kehidupan warga Napo yang masih setia merawat tradisi.
Sejak berpulangnya Imam Salibo'o, ajaran Annangguru Pocci' kini dilanjutkan putera Imam Biring Buttu Pangali-ali yaitu Annanggurutta' KH Mawahid Sunusi Bakkarang yang sekarang menjadi imam masjid di Pangali-ali, Kabupaten Majene.
Setiap tahun, pada malam-malam 20 terakhir Ramadhan, jamaah yang ada di Pangali-ali akan beramai-ramai ke Masjid Salibo'o di Desa Napo tarwih bersama dan mendengar tauziah Ramadan yang dibawakan oleh putera Imam Biring Buttu Pangali-ali, Annanggurutta' KH. Mawahid Sunusi Bakarrang,.
Ia juga salah satu muballigh muda dari Pambusuang, alumni pesantren DDI Mangkoso Barru, Annanggurutta' KH. Muhammad Khidman.
Baca: Infrastruktur Dusun Borongbulo Gowa Segera Dibenahi
Beliau, Annangguru Khidman, sewaktu Imam Saliboo akan mangkat, jelang sakratul maut, diminta khusus untuk datang menemui beliau.
Imam Salibo'o meminta kepada keluarganya untuk mencari muballigh muda itu. Padahal hari-hari dan tahun tahun sebelumnya, keduanya belum pernah bertemu wajah.
Demikian narasi singkat Desa Napo di Kecamatan Limboro, Polewali Mandar yang saya coba ceritakan dari perspektif dan sudut yang lain.
Jika anda punya waktu luang dan ingin berlibur bersama keluarga, sahabat dan handai taulan.
Desa Napo adalah tempat yang pas untuk mengenal lebih jauh budaya Mandar, menyelami kehidupan warga Napo yang masih setia merawat tradisi.
Yang paling penting lagi, menyambangi perkampungan ini adalah ikhtiar untuk meraup berkah dari jejak jejak para aulia yang menjadi cahaya keberkahan di bumi Mandar tercinta.(*)
Catatan: tulisan ini telah terbit di Tribun Timur edisi cetak, Jumat (06/09/2019)