OPINI
OPINI - Air Itu
Penulis adalah Dosen KBK Fisika Bumi UNM Makassar, Peneliti Karst dan Ketua Physical Society of Makassar Cabang Makassar
Menghemat air bukan hanya penggunaan air yang diperlukan, tetapi bagaimana memelihara lingkungan yang dapat melestarikan air.
Kesempatan penting untuk mengonsolidasikan dan membangun dunia dengan melihat permasalahan air secara utuh. Membangun kerangka pikir memberikan solusi dengan mengatur alam sebagai penyanggahnya.
Keseimbangan alam dengan komponen air merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menuju ke pembangunan berkelanjutan sebagai tujuan utama dari pembangunan millenium untuk generasi masa depan. Apa yang perlu dan harus dilakukan?
Baca: Benarkah Situs Pengumuman SNMPTN 2019 Sempat Dibobol Peretas? Ini Penjelasan Menristekdikti
Tulisan ini mencoba menggugah kepedulian pembaca akan pentingnya air bagi kehidupan manusia, hewan, tanaman, industri dan lainnya.
Segi lain, harus disadari bahwa sumber daya air bukan barang yang tersedia sepanjang masa. Ada keterbatasan dalam ketersediaannya. Untuk itu dibutuhkan regulasi di dalam proses pengadaan, pemeliharaan dan penggunaannya.
Perilaku manusia yang kadang (baca selalu) hedonis membuat SDAir menjadi terbatas. Padahal Indonesia ini merupakan kawasan dengan curah hujan yang teratur setiap tahun.
Alih-alih dengan curah hujan yang teratur itu membuat ketersediaan air semakin terkelola dengan baik, ternyata masih merupakan masalah abadi.
Setiap musim hujan yang muncul ke permukaan di Kota Makassar adalah tergenangnya beberapa jalan protokol (Jl. Urip Sumoharjo, Jl. Pettarani, Jl Alauddin dan lainnya) dan menyebabkan macet.
Kota Makassar dengan populasi lebih dari dua juta orang pada siang hari pasti membutuhkan air bersih sedemikan besar.
Manajemen air yang sepenuhnya belum tertangani dengan baik akan menyulitkan pemerintah kota untuk memenuhinya. Bagi warga yang beruntung dapat memperoleh air bersih melalui PDAM. Padahal, Sungai Jeneberang masih mengalirkan air tawar sepanjang tahun.
Baca: Di Depan Hotman Paris, Olivia Noor Ngaku Pernah Didatangi Menteri Tengah Malam Ditawar Rp 40 Juta
Teknologi pengadaan air bersih (penampungan, pengelolaan dan manajemen) walaupun relatif mahal perlu dipikirkan sejak jauh hari bebas dari kepentingan politik sehingga warga kota secara menyeluruh dapat menikmati anugrah Allah SWT.
Perlu disadari bahwa pengembangan kota modern memang membutuhkan kompleks perumahan yang berbasis pengolahan air mandiri beserta dengan air limbahnya, tetapi tidak berarti bahwa daerah resapan air diabaikan.
Pengembangan perumahan di satu pihak dapat meningkatkan PAD pemerintah kota pada selang waktu yang pendek. Tetapi dalam waktu panjang justru akan menggerus PAD.
Pengalaman kota-kota besar, termasuk DKI Jakarta yang membeli lahan untuk dijadikan kawasan resapan air, bukan tidak mungkin akan menjadi model untuk Kota Makassar.
Biaya yang diperoleh dari pengembangan kota tanpa memperhatikan tataguna air akan menjadi bumerang 10 tahun ke depan.