Operasi Tolak Bala di Bulukumba, Pasangan Bukan Suami Istri dari Bantaeng Terciduk Berduaan di Wisma
Operasi meliputi operasi minuman keras (Miras) hingga menyisir beberapa wisma dan indekos.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Hasriyani Latif
Laporan Wartawan TribunBulukumba.com, Firki Arisandi
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Dua pasangan bukan suami istri terjaring Operasi Tolak Bala yang dilaksanakan Satpol PP Bulukumba, Kamis (4/10/2018) siang.
Kedua pasangan ini terjaring di dua wisma yang berbeda di bilangan Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Menurut Kasatpol PP Bulukumba, Andi Baso Bintang, operasi ini telah dilaksanakan beberapa hari yang lalu, meliputi operasi minuman keras (Miras) hingga menyisir beberapa wisma dan indekos.
Mantan kabag Humas Sekretariat DPRD Bulukumba itu menjelaskan, penamaan operasi tolak bala, karena bertepatan dengan terjadinya bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng).
"Sebenarnya namanya ini tidak terencana sebelumnya. Tapi karena kebetulan bertepatan dengan bencana, jadi kita namakan operasi tolak bala," ujar Andi Baso Bintang.
Baca: Gerebek Kamar Wisma, Polsek Panakkukang Dapati Tiga Perempuan di Bawah Umur Sekamar Dua Pemuda
Baca: Pesta Ganja di Kamar Wisma, Empat Pemuda Dibekuk Polres Maros
Dari dua pasangan yang terjaring pada operasi ini, satu diantaranya merupakan lelaki dari Kabupaten Bantaeng. Saat digrebek, Ia ditemukan berduaan bersama teman wanitanya di dalam kamar wisma.
Menurut Andi Baso, saat dimintai keterangannya, lelaki tersebut tidak dapat menjelaskan maksud dan tujuannya berada di Bulukumba.
Namun, karena alasan privasi, Andi Baso enggan membeberkan identitas pasangan yang terjaring ini.
Kedua pasangan tersebut kemudian diamankan di Kantor Satpol PP dan Damkar Bulukumba, di Jl Jend Sudirman, Kelurahan Bentenge.
"Kami hukum dulu, berdiri dengan menggunakan satu kaki, sampai keluarga mereka datang menjemput," jelasnya.
Kedepan, Andi Baso mengaku bakal memperketat proses operasi Tolak Bala ini. Namun, ia enggan membeberkan kapan pihaknya bakal melakukan penertiban kembali, pasalnya, ditakutkan akan ketahuan oleh target operasi.
"Kami tidak bisa sampaikan itu. Banyak telinga-telinga yang menempel di dinding, nanti ketahuan," tuturnya.(*)