Terancam Bangkrut, Proton Dijual ke China, Mahathir Mohamad Prihatin dan Lakukan Ini
Utang mencapai Rp 3.500 triliun dari 65 persen GDP membuat perekonomian Malaysia kelimpungan.
TRIBUN-TIMUR.COM - Sudah buntung masih tertimpa utang.
Nampaknya istilah itu yang sekarang tersemat dari negeri Jiran Malaysia.
Hal ini tercermin dari kondisi ekonomi Malaysia yang kalau boleh dibilang sedang pingsan.
Baca: VIDEO VIRAL! Juru Parkir Tendang Gerobak Tukang Es Hingga Jualannya Jatuh, Netizen Geram
Baca: Trauma Dijanji, Warga Saluputti Tana Toraja Total Menangkan Prof Andalan
Utang mencapai Rp 3.500 triliun dari 65 persen GDP membuat perekonomian Malaysia kelimpungan.
Akibat bobroknya ekonomi tersebut mempengaruhi berbagai sektor usaha dalam negeri Malaysia.
Baca: Jarang Terlihat, Perhatikan Tanda Tangan Kim Jong-un yang Jadi Olok-olokan Netizen
Baca: Target 50 Persen Suara, Begini Kerja Relawan NH-Aziz di Soppeng
Salah satu yang terkena imbas dari suramnya ekonomi tersebut adalah dijualnya pabrik pembuat mobil nasional Malaysia, Proton.
Proton yang merupakan industri plat merah dan kebanggaan rakyat Malaysia harus rela dijual kepada perusahaan asal China, Zhejiang Geely Holdings.
Zhejiang Geely Holding membeli Proton karena perusahaan otomotif Malaysia itu terancam bangkrut karena penjualan produknya yang tak memuaskan ditambah kondisi keuangan negara sebagai pemodalnya sedang defisit.
Baca: Potret Bahagia Keluarga Ari Wibowo 12 Tahun Nikah Tak Pernah Diterpa Gosip Miring
Baca: Sederet Penderitaan Warga Korea Utara, Bahkan untuk Beribadah Harus Bertarung Nyawa
PM Malaysia Mahathir Mohamad yang membidani lahirnya Proton pada tahun 1983 merasa prihatin atas penjualan Proton kepada pihak asing.
Mahathir juga mengutarakan niatnya untuk membuat perusahaan mobil nasional yang baru.
Baca: Tim Mabes Polri Tinjau Pengamanan di Tana Toraja dan Toraja Utara
Baca: H-3 Idulfitri 1439 H, Penumpang Pesawat dari Makassar Berkurang
"Mobil nasional harus dimiliki rakyat Malaysia. Perusahaan itu telah dijual ke perusahaan China, itu tidak lagi jadi mobil nasional," katanya di depan Konferensi Masa Depan Asia ke-24 di Tokyo, Jepang, Senin (11/6) seperti dikutip dari Kompas.com.
Mahathir juga menambahkan bahwa nantinya perusahaan mobil nasional Malaysia yang baru akan berkolaborasi dengan mitra di Asia macam Thailand, Jepang, China dan Korea Selatan.
Baca: Ayah Biologis Albany Ray Putra Sarah Azhari Terkuak Lewat Kertas Ini, Netizen Riuh
Baca: Viral! Ditanya Kepanjangan SBY, Jawaban Anak TK Ini Bikin Ngakak, Tonton Videonya Sampai Habis!
"Saya yakin, kami punya kemampuan untuk menghasilkan mobil berkualitas baik yang dapat dijual ke seluruh dunia. Kami ingin akses ke pasar dunia," ucap pria berusia 92 tahun tersebut.
Namun sekali lagi itu baru rencana yang tak mungkin terwujud dalam waktu dekat mengingat kondisi keuangan negara Malaysia sekarang.
Baca: Anda Suporter PSM yang Nonton di Stadion Naik Motor Honda? Bakal Ada Parkir Khusus Loh
Baca: Aktor Kondang, Namun Siapa Sangka Kehidupan Tio Pakusadewo Jauh dari Mewah, Begini Kondisinya
Proton dijual kepada Geely pada tahun lalu disaat pemerintahan masih dibawah rezim Najib Razak.
Pada kesepakatannya Geely membeli 49,9 persen saham Proton.
Pembelian Proton tersebut menandai bahwa produsen mobil asal China itu mulai memasukan produknya ke Asia Tenggara. (Grid.ID)