Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Terkuak Setelah Misteri 12 Tahun! Teroris dr Azahari Tewas Ditembak Densus Bukan Bunuh Diri

Namun, bom yang diledakkan oleh seorang pelaku lainnya yang ada di dalam rumah melihat Azahari tewas tertembak.

Penulis: Desy Arsyad | Editor: Mansur AM
TRIBUN TIMUR/FAHRIZAL SYAM
Simulasi penyergapan teroris yang dilakukan Marinir TNI AL dan Pasukan Raider TNI AD saat Perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-348 Provinsi Sulawesi Selatan berlangsung meriah di kawasan Center Point of Indonesia (CPI) Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (18/10/2017). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Misteri 12 tahun tentang penyebab kematian gembong teroris internasional dr Azahari akhirnya terkuak.

Tak seperti informasi yang beredar selama ini bahwa gembong teroris itu meninggal bunuh diri.

Baca: 1 Safar Petang Nanti, Ini Amalan-amalan Sunah Selama Safar 1439 H, Jangan Sampai Bid’ah

Baca: Lowongan Kerja - PT Asuransi Jiwasraya Butuh Karyawan SMA/SMK Sederajat, Cek Sekarang

Adalah Irjen Pol (purn) Arif Wachjunadi yang membeberkan misteri itu. Irjen Arif menguak peristiwa kematian almarhum Dr Azahari Bin Husin setelah 12 tahun menjadi misteri.

Dia menegaskan, di hari kematian Azahari, pria asal Malaysia itu ditembak menggunakan peluru dari pihak kepolisian.

Saat itu, terdapat tim khusus Kepolisian yang bernama CRT 1 yang ditugaskan secara diam-diam dari Jakarta ke Malang untuk bertugas mengepung otak dari kegiatan terorisme dari 2001 hingga 2005.

"Saya tegas mengatakan, Dr Azahari tewas tertembak peluru dari polisi. Dia bukan bunuh diri seperti yang dibicarakan banyak pihak," ucap dia di Jakarta, Rabu (19/10/2017).

Mendiang gembong teroris dr Azahari bin Husin
Mendiang gembong teroris dr Azahari bin Husin ()

Asap yang keluar dari rumah yang dikepung itu, bukan berasal dari bom bunuh diri oleh Azahari.

Namun, bom yang diledakkan oleh seorang pelaku lainnya yang ada di dalam rumah melihat Azahari tewas tertembak.

Hal itu dikuatkan dari posisi anggota CRT 1 yang berada hanya 11 meter dari Azahari. Serta bukti dua luka bekas peluru di tubuh Azahari.

"Setelah Azahari tewas tertembak, pelaku lainnya meledakkan diri. Bukan Azahari yang meledakkan bom tersebut," jelas dia.

Semua hal itu, kata Arif berada di dalam buku yang dibuat olehnya dengan judul "Misi Walet Hitam; Menguak Misteri Dr Azahari," yang dikumpulkan datanya selama dua tahun dan diterbitkan penerbit Kompas.

Buku 17 bab itu, kata pria yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Utama Lemhanas tersebut, menceritakan semua hal terkait dengan operasi yang dilakukan untuk membekuk gembong terorisme di Indonesia.

Serta, sebagai apresiasi kepada kelompok "Walet Hitam" yang telah dibentuk saat itu untuk bertugas menangkap Azahari hidup atau mati.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved