Petani Karet di Batu Lappa Pinrang Butuh Perhatian Pemerintah
Tanaman pohon karet di Lingkungan Bamba, Kelurahan Watang Kassa, Kecamatan Batu Lappa, Pinrang tak mendapat perhatian dari pemerintah terkait.
Penulis: Hery Syahrullah | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan TribunPinrang.com, Hery Syahrullah
TRIBUNPNRANG.COM, BATU LAPPA - Tanaman pohon karet di Lingkungan Bamba, Kelurahan Watang Kassa, Kecamatan Batu Lappa, Kabupaten Pinrang tak mendapat perhatian dari pemerintah terkait.
Tanaman pohon karet itu sekadar tumbuh di sebuah kebun berkuran sekitar 3 hektar milik warga bernama Abdul Hamid (50). Tanpa ada apresiasi untuk pengembangannya.
Pemilik kebun pun terkendala dalam hal mengembangkan dan memasarkan hasil sumber daya alam tersebut.
Baca: VIDEO: Gelar Pelepasan 13 Purnawirawan, Ini Pesan Kapolres Pangkep
Baca: Satu Black Box Lion Air JT 610 Akhirnya Ditemukan, Lokasinya di Sini
Baca: Masih Ada APK Caleg di Jeneponto Dipasang di Pohon
Baca: VIDEO: Pindah Tugas, Polwan Pangkep Ini Dapat Kenang-kenangan Cincin
Baca: PSM Butuh Pelatih, Karyawan Bosowa Semen Pilih Riedl atau Peter Segart
Baca: KSOP Parepare Akan Panggil Nahkoda MT Golden Pearl Terkait Tumpahan Minyak di Laut
Baca: Tiket Pesawat Dikabarkan Turun, Bandingkan Harganya Sekarang, UPG-CKG Paling Murah Rp 1,082 Juta
Koordinator Komunitas Kerja Desa Isra sempat berkunjung ke lokasi kebun karet tersebut.
Ia pun turut prihatin melihat kondisi pohon itu tampak terabaikan.
"Saking merasa diabaikan, pemilik kebun sempat berencana menebang pohon karet miliknya," kata Isra kepada TribunPinrang.com, Senin (14/1/2019).
Namun, pihaknya pun langsung meminta kepada pemilik kebun tersebut untuk mengurungkan niatnya.
"Sempat mau ditebang karena katanya tak punya ruang pemasaran. Pemilik kebun pun mau menggantinya dengan tanaman kopi. Tapi kami tahan, karena karet juga punya potensi dalam menunjang perekonomian petani. Tinggal merekomendasikan pemerintah terkait untuk peduli," jelas Isra.
Ia menambahkan, banyak manfaat yang bisa dihasilkan dari tanaman karet. Biasa dimanfaatkan atau diolah menjadi beberapa produk.
"Hasil utama dari pohon karet adalah lateks, yang selanjutnya bisa digunakan sebagai bahan baku pabrik Crumb Rubber/Karet Remah. Dari proses itu, bisa menghasilkan berbagai bahan baku untuk berbagai industri hilir seperti ban, bola, sepatu, karet, sarung tangan, baju renang, karet gelang, mainan, dan lainnya," pungkas Isra.
Baca: Anak Stunting Paling Banyak di Enrekang, Sulsel Urutan ke-4 di Indonesia
Baca: Guru SMA Negeri 1 Wajo Ajak Pengurus Osis Liburan di Tanjung Bayang
Baca: Ini Syarat Pelatih yang Ingin Gantikan Robert Alberts di PSM
Baca: Hasil & Cuplikan Gol Barcelona dan Real Madrid Sama-sama Menang Pekan Ini, Klasemen Liga Spanyol
Baca: Lowongan Kerja - BPJS Kesehatan Butuh Karyawan, Segara Daftar Online di Link Resmi, Besok Terakhir
Baca: Masih Mahasiswi Sudah Jadi Germo, Ini Fakta-fakta Prostitusi Online di Kalimantan dan Tarif 1 Ronde
Subscribe untuk Lebih dekat dengan tribun-timur.com di Youtube:
Jangan lupa follow akun instagram tribun-timur.com
Baca: Yuk, Ngopi di Dreams Coffe Mamasa, Baristanya Cantik Lho!
Baca: Besok, Berkas Enam Tersangka Korupsi Bimtek Enrekang Diserahkan ke PN Makassar
Baca: VIDEO: Tradisi Mappacci di Sinjai Diiringi Alunan Gendang Tradisional
Baca: Robby Abbas Eks Mucikari Ungkap Artis yang Hamil 4 Bulan usai Main Adalah Seleb Terkenal, Siapa?
Baca: Hasil Liga Inggris - MU Permalukan Tottenham, De Gea Jadi Bintang. Pogba Cs Ancam Posisi Arsenal!
Baca: Kiper PSM Dipulangkan, Begini Penjelasan Pelatih Timnas U-22 Indra Syafri