Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sakaruddin, Eks Kepala 3 SMA Unggulan di Makassar Meninggal Usai Dianiaya Ipar di Depan Rumahnya

Tahun 2015 lalu dia dinonjobkan sebagai Kepsek SMA 1 oleh Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto.

Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Edi Sumardi
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Kerabat dan sahabat melayat jenazah Sakaruddin di rumah duka, Lorong Tanggul Keluar Tello, Jl Abdullah Dg Sirua, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Selasa (31/7/2018). 

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Guru senior SMA Negeri 1 Makassar, Dr M Sakaruddin (58), Selasa (31/7/2018) sore, meninggal dunia di ruang UGD RSUP Wahidin Sudirohusodo, Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. 

Selama 15 tahun terakhir, Sakaruddin pernah menjabat kepala sekolah di tiga SMA unggulan di Makassar; SMA 17, SMA 1 Makassar dan Plt Kepsek SMA 5 Makassar.

Tahun 2015 lalu dia dinonjobkan sebagai Kepsek SMA 1 oleh Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan "Danny" Pomanto.

Lalu menjabat Plt Kepsek SMA 5 Makassar, di Batua, sekitar 900 m dari rumahnya.

Dua tahun terakhir, Sakaruddin kembali jadi guru mata pelajaran olahraga di SMAN 1 Makassar.

“Beliau guru baik dan ramah dan disukai murid dan guru. Saya terakhir ketemu hari Jumat (27/7/2018) siang,” kata Kepala SMA 1 Makassar M Syafaruddin kepada Tribun-Timur.com, sesaat sebelum jenazah diberangkatkan ke kampung halamannnya di Ujung Lamuru, Lappariaja, selatan Bone, tadi malam.

Kepsek terdiam saat ditanya dugaan motif penganiayaan.

Baca: Dengar Zakaruddin Tewas Dianiaya, Kepsek Smansa: Beliau Orang Baik

Baca: Ditabrak Pakai Motor, Dihantam Besi, Begini Kronologi Kematian Mantan Kepala SMAN 1 Makassar

Dia hanya menegaskan, Sakaruddin guru yang baik dan disiplin.

Sakaruddin meninggal dunia, setelah dianiaya adik iparnya, Muhammad Nasir (45) tahun, Sabtu (28/7/2018) pagi depan rumahnya, Lorong Tanggul Keluar Tello, Jl Abdullah Dg Sirua, Kecamatan Panakkukang, Makassar.

Saat kejadian istri almarhum, Sitti Jumriati (51), tidak ada berada di rumah.

Sakaruddin hanya ditemani 3 putranya, Muh Ilham, Muhammad Rezky, dan Muhammad.

Dua putra almarhum, yang melihat insiden pemukulan dan penganiayaan ayahnya, coba membantu.

Namun, keduanya yang masih remaja, justru jadi korban penganiayaan.

Rezki luka di lengan kiri akibat terkena potongan besi baja, sedangan Ilham luka di kepala dan hidung akibat terkena batu bata oleh pamannya sendiri.

Polisi dari Polsekta Panakkukang sudah mengidentifikasi pelaku.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved