Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Dari 'Tak Kelar' Menuju Takalar yang Kelar: Visi Daeng Manye Mengubah Stigma

TAKALAR, sebuah nama yang sering kali disinonimkan dengan "Tak Kelar-kelar", kini menghadapi tantangan sekaligus peluang besar.

Editor: Edi Sumardi
DOK PRIBADI
Imran Juna, Kepsek SDN 11 Bontosanra Takalar 

Imran Juna

Kepsek SDN 11 Bontosanra Takalar

TAKALAR, sebuah nama yang sering kali disinonimkan dengan "Tak Kelar-kelar", kini menghadapi tantangan sekaligus peluang besar.

Stigma yang terbentuk dari budaya kerja yang kurang responsif, pola kerja yang tidak terarah, dan manajemen data yang kacau, kini siap diubah di bawah kepemimpinan Daeng Manye.

Dengan latar belakang dunia korporat, ia membawa visi ambisius: menjadikan " Takalar yang Kelar" melalui transformasi fundamental pada budaya kerja.

Mengubur Budaya "Asal Bapak Senang"

Salah satu hambatan terbesar yang menghantui birokrasi adalah budaya "Asal Bapak Senang" (ABS), di mana laporan dimanipulasi untuk menciptakan citra positif yang jauh dari kenyataan.

Daeng Manye menyadari, keberhasilan sejati tidak bisa dibangun di atas ilusi.

Ia ingin seluruh jajaran ASN berani melaporkan kondisi apa adanya, tidak peduli seburuk apa pun itu. 

Kejujuran dan data menjadi landasan utama, bukan sekadar intuisi atau laporan lisan yang tidak terverifikasi.

Dengan menghapus budaya ABS, ia membuka pintu bagi perbaikan nyata dan solusi yang efektif.

"Membangun Fondasi Perubahan: ASN sebagai Tulang Punggung"

Daeng Manye tidak mungkin bekerja sendirian.

Untuk mencapai visi ambisius ini, ia membutuhkan seluruh ASN sebagai tulang punggung perubahan. 

Oleh karena itu, prioritas utamanya adalah membangun sistem kerja yang berlandaskan "budaya kerja positif". Ini bukan hanya tentang instruksi, tetapi tentang menanamkan mindset yang berorientasi pada hasil dan integritas.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved