Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

BPOM Target Kontribusi Rp6 Ribu Triliun untuk Perekonomian Nasional 2025, Berikut Rinciannya!

Ada tiga sektor potensial yang bisa dimaksimalkan BPOM dalam peningkatan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia pada 2025.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Sakinah Sudin
Tribun Timur/ Siti Aminah
RAKERNAS PIT - Kepala BPOM Prof Taruna Ikrar memberikan sambutan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Ikatan Apoteker Indonesia di Hotel Claro Makassar, Kamis (28/8/2025). Taruna Ikrar paparkan target kontribusi untuk perekonomian Indonesia pada 2025. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menarget berkontribusi Rp6 ribu triliun untuk perekonomian Indonesia pada 2025.

Ada tiga sektor potensial yang bisa dimaksimalkan BPOM

Pertama, potensi pasar makanan sebesar Rp4.349 triliun dengan jumlah 11.137 industri, 10.111 UMKM dan 196.849 IRTP atau izin industri rumah tangga pangan. 

Selanjutnya potensi pasar kosmetik mencapai Rp110, 29 triliun dengan jumlah 143 industri dan 1.183 UMKM. 

Potensi pasar farmasi ditarget mencapai 174,4 triliun dengan rincian 272 industri obat, 239 industri obat bahan alam, 1.207 UMKM, dan 208 industri di bidang suplemen kesehatan. 

Hal itu dipaparkan Kepala BPOM Prof Taruna Ikrar dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Ikatan Apoteker Indonesia di Hotel Claro Makassar, Kamis (28/8/2025). 

Hotel Claro Makassar Jl A.P Pettarani No.03, Mannuruki, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Prof Taruna Ikrar mengatakan, industri farmasi bukan hanya berkembang dari segi keilmuan tapi juga jangkauannya. 

"Kita mau industri farmasi kita bisa jadi raja di negeri sendiri bahkan bisa jadi tamu terhormat untuk negeri lain," kata Prof Taruna Ikrar.

Hanya saja, lanjut Prof Taruna Ikrar, jumlah ekspor bahan baku obat lebih tinggi dibanding impor.

Jumlah ekspor obat hanya Rp67 triliun, tapi nilai impor mencapai Rp176 triliun. 

"Kita perlu mengubah dengan industri harus sehat," kata pria kelahiran 15 April 1969.

"Sebagai badan POM dalam peninjauan memberikan sertifikasi cara pembuatan obat dan monitoring dan evaluasinya kami rajin datang ke industri," jelasnya.

Menurut Taruna, kunci utama agar industri farmasi nasional bisa bersaing adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguasaan teknologi, serta jaminan mutu produk. 

“Kalau produk kita berkualitas, maka bukan hanya dipakai di dalam negeri, tapi juga bisa menembus pasar ekspor,” ujar pria kelahiran Makassar.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved