Pasar Stem Cell Potensi Tembus Rp100.000 Triliun, BPOM Perketat Aturan
Di balik lonjakan inovasi, muncul tanggung jawab besar untuk menjamin keamanan pasien dan mutu produk yang digunakan.
TRIBUN-TIMUR.COM - Dunia medis tengah memasuki babak baru.
Terapi berbasis sel, termasuk stem cell dan terapi genetik, kini menjadi harapan besar dalam penanganan penyakit kompleks yang selama ini belum teratasi secara efektif.
Di balik lonjakan inovasi, muncul tanggung jawab besar untuk menjamin keamanan pasien dan mutu produk yang digunakan.
Isu ini menjadi sorotan dalam forum internasional BRIN-ASPI 2025 bertajuk “Future Directions and Opportunities in Stem Cell Innovation”, di Gedung BJ Habibie, Jakarta mulai pada 5–6 Agustus 2025.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menjadi salah satu lembaga kunci dalam forum ini, menegaskan perannya sebagai penjaga utama keamanan terapi regeneratif di Indonesia.
Kepala BPOM RI, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D., hadir sebagai pembicara utama.
Ia menekankan pentingnya regulasi yang ketat di tengah kemajuan pesat teknologi biomedis.
“Teknologi ini punya potensi luar biasa untuk menyelamatkan nyawa. Tapi kita tidak boleh abai terhadap standar mutu. Masyarakat bukan kelinci percobaan. Kami hadir untuk melindungi rakyat,” ujar Prof Taruna.
data signifikan: 65 persen pasar global obat saat ini didominasi produk biologis, termasuk vaksin RNA, terapi genetik, dan stem cell.
Nilai industri terapi sel dan genetik meningkat dari 9 miliar USD menjadi 22,6 miliar USD hanya dalam dua tahun terakhir.
Di Indonesia sendiri, potensi ekonomi terapi stem cell ditaksir mencapai Rp100.000 triliun.
Untuk mengawal perkembangan ini, BPOM telah menerbitkan regulasi khusus melalui Peraturan Kepala BPOM Nomor 8 Tahun 2024, yang menetapkan standar ketat produksi dan distribusi terapi sel.
Hingga kini, baru lima lembaga di Indonesia yang memenuhi sertifikasi Good Manufacturing Practice (GMP).
BPOM juga terus mengawasi dan menindak 23 klinik yang diduga menjalankan praktik terapi stem cell tanpa memenuhi ketentuan.
Prof. Taruna menegaskan bahwa pengawasan ketat bukanlah bentuk pembatasan inovasi, melainkan pondasi bagi kemajuan medis yang beretika.
Daftar Lima Klub Super League Paling Banyak Pakai Pemain Brasil, Termasuk PSM Makassar dan Persib |
![]() |
---|
Persija Jakarta Dirumorkan Incar Mario Balotelli eks Inter Milan, Harga Pasaran Setara Pemain Liga 1 |
![]() |
---|
Idrus Marham: Jangan Nodai Kesakralan 17 Agustus dengan Simbol Asing |
![]() |
---|
Raffi Ahmad dan Krisdayanti Puji Taruna Ikrar Hadirkan Wellness Festival BPOM 2025 |
![]() |
---|
Kepala BPOM Kunjungi Pabrik ParagonCorp, Apresiasi Inovasi Berbasis Riset |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.