Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Sinjai

Sinjai Diterjang Cuaca Ekstrem, Bupati Sinjai Ratnawati Minta Waspada Banjir dan Longsor

Kabupaten Sinjai kembali menunjukkan kerentanannya terhadap bencana hidrometeorologi.

|
Penulis: Muh Ainun Taqwa | Editor: Muh Hasim Arfah
Dok. BPBD Sinjai
RUMAH DITIMPA POHON- Kondisi rumah milik Rusli di Desa Lamatti Riawang, Kecamatan Bulupoddo, Sinjai usia tertimpa pohon kelapa. Bupati Sinjai, Ratnawati Arif, mengimbau masyarakat waspada terhadap hujan lebat disertai kilat dan angin kencang. 

TRIBUN-TIMUR.COM, SINJAI- Kabupaten Sinjai kembali menunjukkan kerentanannya terhadap bencana hidrometeorologi.

Hal itu terlihat ketika angin kencang membuat pohon bertumbangan di Kecamatan Bulupoddo dan Kecamatan Tellulimpoe, pekan ini. 

Sinjai adalah salah satu kabupaten dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi di Sulawesi Selatan.

Pemerintah Kabupaten Sinjai telah memetakan sejumlah wilayah rawan banjir, longsor, dan angin kencang.

Kecamatan Sinjai Utara, Sinjai Timur, dan Tellulimpoe tercatat memiliki potensi banjir tinggi.

Sementara daerah rawan longsor meliputi Sinjai Borong, Sinjai Tengah, Sinjai Barat, Sinjai Utara, Tellulimpoe, dan Sinjai Selatan.

Bupati Sinjai, Ratnawati Arif, mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan, terutama saat cuaca ekstrem terjadi.

Baca juga: Tak Hanya Sinjai, Banjir Juga Rendam Ratusan Rumah di Bulukumba

“Berhati-hatilah saat beraktivitas di luar ruangan. Untuk pengguna transportasi laut, mohon mewaspadai potensi gelombang tinggi,” pesannya ke tribun-timur.com, Sabtu (22/11/2025).

Ratnawati menegaskan bahwa Pemkab Sinjai dalam kondisi siaga menghadapi bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang, pohon tumbang, dan tanah longsor.

Ia juga meminta warga aktif memantau informasi resmi dari BMKG dan segera melapor ke Posko BPBD jika terjadi keadaan darurat.

Kronologi Kasus Bencana di Sinjai (2024–2025)

Mei 2024 — Banjir dan Longsor Sulawesi Selatan

Pada 3 Mei 2024, hujan intens melanda Sulawesi Selatan dan menyebabkan banjir serta tanah longsor di enam kabupaten, termasuk Sinjai. Kompas

Menurut laporan Kompas, bencana ini membuat ribuan warga mengungsi dan menelan korban jiwa di beberapa wilayah. 

Juni 2024 — Longsor Besar di Sinjai

BNPB melaporkan longsor di Sinjai pada 3 Juni 2024, yang menutup jalan provinsi penghubung antara Desa Barambang dan Desa Bonto Katute. 

Seluas 41 hektare lahan sawah terdampak, satu irigasi sepanjang ~20 meter rusak, dan akses jalan tertutup. 

Ada 4 keluarga terdampak secara langsung. 

2024 — Catatan Bencana Ekologis (Walhi Sulsel)

Laporan Walhi Sulsel dalam Catatan Akhir Tahun (Catahu) menyebut bahwa sepanjang 2024 terjadi 362 kejadian bencana ekologis di Sulawesi Selatan, termasuk banjir dan tanah longsor. 

Untuk Kabupaten Sinjai secara spesifik, Walhi mencatat 22 kejadian bencana ekologis sepanjang 2024. 

Juli 2025 — Banjir dan Longsor Besar di Sinjai

Hujan deras pada 6–7 Juli 2025 memicu tanah longsor di lima kecamatan Sinjai: Sinjai Selatan, Bulupoddo, Sinjai Borong, Sinjai Tengah, dan Sinjai Barat. 

Longsor terparah ada di Kecamatan Sinjai Barat (Desa Bontolempangan), di mana jalan sepanjang ~100 meter tertimbun tanah setebal 8–10 meter. 

Sekitar 180 jiwa terdampak longsor dari dua dusun. 

Sebanyak 3.000 jiwa lebih dilaporkan terdampak total (banjir + longsor) di lima kecamatan.

Infrastruktur rusak: jembatan antardesa putus, beberapa rumah tertimbun, serta lahan pertanian dan irigasi terkena dampak. 

Ada korban luka berat (2 orang menurut BNPB). 

BNPB mengirim tim darurat dan mulai penanganan, termasuk pembersihan material longsoran. 

Pohon tumbang 

Hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah ini pada Sabtu (22/11/2025) menyebabkan pohon tumbang dan merusak rumah warga di Desa Lamatti Riawang, Kecamatan Bulupoddo.

Analis Kebencanaan BPBD Sinjai, Andi Octave, membenarkan kejadian tersebut.

“Benar, ada pohon kelapa tumbang menimpa rumah warga di Desa Lamatti Riawang,” ujarnya kepada Tribun-Timur.com.

Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 12.30 Wita itu membuat rumah milik Rusli (48) mengalami kerusakan berat pada bagian dinding dan atap. Meski demikian, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dan kerugian belum ditaksir,” tambah Andi Octave.

Tim BPBD bersama personel TNI dan Polri telah dikerahkan untuk melakukan evakuasi dan penanganan awal di lokasi.

Kejadian serupa juga terjadi sebelumnya di Desa Samaturue, Kecamatan Tellulimpoe, pada Selasa (18/11/2025).

Rumah milik Mardi (30) rusak parah setelah tertimpa pohon kelapa dan jengkol berukuran besar.

(tribun-timur.com/kompas.com)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved