Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Sinjai

Ban Motor Zulfikri Raib Digondol Maling, Jalan Terjal ke Sekolah Kini Tak Lagi Bisa Ditempuh

Ban motor milik Zulfikri Maulana, siswa SMP Negeri 23 Bikeru, duciri di Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Sulsel.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Muh Hasim Arfah
ilustrasi by AI
DUA BAN DICURI- Ilustrasi by AI dibuat Senin (16/6/2025), seorang siswa SMP menangis karena kehilangan dua ban motornya. Pencuri mengambil dua ban motor milik siswa SMP Negeri 23 Bikeru, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai. 

TRIBUN-TIMUR.COM, SINJAI – Matahari belum tinggi ketika Zulfikri Maulana, siswa SMP Negeri 23 Bikeru, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, melajukan sepeda motornya melintasi jalan berkelok penuh pohon dan sunyi dari permukiman. 

Pagi itu, Senin (16/6/2025), ia menempuh perjalanan sejauh tujuh kilometer dari rumahnya di Dusun Safaere, Desa Puncak menuju sekolah, seperti yang sudah-sudah.

Tapi tak seperti biasanya, perjalanan pulang tak bisa ia lakukan.

Motor Jupiter miliknya, yang biasa setia menemani perjalanan pagi dan sore, mendadak tak lagi bisa bergerak.

Dua bannya raib—dicopot maling.

“Saya parkir seperti biasa, di halaman rumah warga sekitar 150 meter dari sekolah. Soalnya halaman sekolah sempit, tak cukup untuk semua motor siswa,” ujar Zulfikri pelan, matanya kosong menatap rangka motornya yang telanjang tanpa roda.

Sekitar pukul 06.30 Wita, ia berangkat seperti biasa.

Baca juga: 15 Gram Emas Raib, Nestapa Syahrullah PNS Luwu Korban Pencurian Saat Mudik Iduladha 2025

Lewat jalan poros Bikeru–Maimpahoi dan Malino, menembus dinginnya kabut pagi, lalu memarkir motor di pekarangan rumah warga yang dipercayainya cukup aman.

Tapi dugaan itu meleset.

Sekitar pukul 09.00 Wita, saat pelajaran tengah berlangsung, seseorang—entah siapa—memanfaatkan kelengahan dan berhasil mencopot kedua ban sepeda motornya.

Tanpa jejak, tanpa suara. Baru saat jam istirahat tiba dan ia hendak memeriksa kendaraannya, Zulfikri mendapati kenyataan pahit itu: motornya berdiri ringkih tanpa roda.

“Saya tidak tahu harus bagaimana. Takut pulang. Takut dimarahi Ayah,” ujarnya lirih.

Usianya baru 14 tahun, tapi hari itu seperti menyimpan beban orang dewasa.

Sang ayah, Muh Kamal, akhirnya mengetahui kabar tersebut.

Bukan dari anaknya langsung, tetapi dari tetangga yang melintas dan menyaksikan keramaian di sekitar motor malang itu.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved