Musim Pancaroba
11 Warga Palopo Positif DBD Selama Oktober
Pada Oktober ditemukan 11 kasus DBD, dengan kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Wara Timur.
Penulis: Andi Bunayya Nandini | Editor: Sudirman
Ringkasan Berita:
- Kasus diare dan demam berdarah dengue (DBD) meningkat di Kota Palopo selama tahun 2025.
- Berdasarkan data Dinas Kesehatan, tercatat 110 kasus DBD dan 1.784 kasus diare.
- Kecamatan Wara Timur menjadi wilayah dengan kasus DBD terbanyak.
- Kecamatan Wara dan Wara Utara mencatat kasus diare tertinggi.
TRIBUN-TIMUR.COM, PALOPO - Penyakit diare dan Demam Berdarah Dengue (DBD) mewabah di Palopo.
Peningkatan kasus terpantau di beberapa puskesmas di Kota Palopo.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Palopo, San Ashari, menjelaskan adanya perubahan cuaca serta kualitas lingkungan yang menurun menjadi salah satu faktor meningkatnya dua penyakit tersebut.
“Penyakit yang biasanya banyak terjadi saat pancaroba adalah diare dan DBD,” ujar San Ashari saat ditemui di Dinas Kesehatan Palopo, Jumat (7/11/2025).
Selama 2025 terdapat 110 kasus DBD di Kota Palopo.
Baca juga: Viral Aksi Balap Liar di Palopo, Inimi Mengganggu Kalau Malam, Padahal Ada Sirkuit
Pada Oktober ditemukan 11 kasus DBD, dengan kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Wara Timur.
Sementara 1.784 kasus diare di Kota Palopo selama 2025, dengan persebaran terbanyak di wilayah Wara Utara dan Wara.
Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat meningkatkan upaya pencegahan baik di lingkungan maupun kesehatan pribadi.
Masyarakat diharapkan menjaga kebersihan lingkungan dengan menerapkan 3M (Menguras tempat penampungan air, Menutup wadah air, dan Mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk).
Selain itu, warga diminta menjaga kesehatan diri dengan mengonsumsi air minum yang cukup, mencuci tangan sebelum makan, serta rutin berolahraga agar daya tahan tubuh tetap kuat selama musim pancaroba.
“Kami mengimbau masyarakat agar selalu menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kesehatan diri, memperbanyak minum air, dan rutin berolahraga untuk mencegah penularan penyakit yang meningkat saat pancaroba,” imbaunya.
Sementara berdasarkan pantauan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Palemmai Tandi Palopo, jumlah pasien yang datang dengan keluhan gangguan pernapasan juga mengalami peningkatan.
Dokter jaga IGD, dr Bakri, menyampaikan penyakit yang banyak dialami masyarakat saat musim pancaroba adalah batuk pertusis dan batuk flu beringus (infeksi saluran pernapasan).
“Pada masa pancaroba ini, pasien yang datang ke IGD dominan mengeluhkan batuk pertusis dan batuk flu beringus,” jelas dr Bakri.
Batuk pertusis memiliki sejumlah gejala seperti batuk berkepanjangan dan berulang, sulit bernapas setelah batuk, muntah setelah batuk (terutama pada anak) serta suara “whoop” saat menarik napas.
Sementara gejala batuk flu beringus atau infeksi saluran napas yakni hidung tersumbat atau berair, batuk berdahak atau beringus, demam ringan serta tenggorokan gatal. (*)
Laporan Wartawan Kontributor Tribun-Timur: Andi Bunayya Nandini
| Demam dan Flu Dominasi Keluhan Pasien di IGD RSUD Syekh Yusuf Gowa |
|
|---|
| Musim Pancaroba? Ini 5 Tips Kesehatan ala Direktur RSUD Batara Guru dr Daud |
|
|---|
| Maag, Diare, dan Demam Dominasi 61 Kasus Rawat Inap di Puskesmas Cenrana |
|
|---|
| 3 Penyakit Terbanyak Diderita Warga Bulukumba di Musim Pancaroba |
|
|---|
| Pancaroba Tiba, Warga Bastem Utara Luwu Diintai Batuk, Flu, dan Penyakit Musiman |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.