Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Harapan Atlet Disabilitas Palopo: Pemerintah Perhatikan dan Tingkatkan Fasilitas

Meski menghadapi tantangan berat dalam mobilitas sehari-hari, ia justru menemukan kekuatan dalam bidang olahraga, khususnya renang.

Penulis: Andi Bunayya Nandini | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
ATLET DI PALOPO - Muhammad Aliah Made Ali, penyandang disabilitas yang juga atlet renang asal Kota Palopo. Pada Haornas 2025, pria yang akrab disapa Dani ini menyampaikan harapan besar untuk pemerintah Kota Palopo dalam mendukung atlet disabilitas. 

TRIBUN-TIMUR.COM, PALOPO - Semangat dan ketekunan menjadi kunci utama dalam perjalanan hidup Muhammad Aliah Made Ali, penyandang disabilitas yang juga atlet renang asal Kota Palopo.

Di tengah keterbatasan fisik, pria yang akrab disapa Dani ini terus membuktikan bahwa kondisi tubuh tidak menjadi penghalang untuk meraih prestasi.

Dani mengalami cacat pada kakinya sejak masa kanak-kanak akibat penyakit polio.

Meski menghadapi tantangan berat dalam mobilitas sehari-hari, ia justru menemukan kekuatan dalam bidang olahraga, khususnya renang.

Pria kelahiran Makassar, 1 Oktober 1986 ini mulai belajar berenang sejak usia 10 tahun.

"Saya sejak kecil suka ke sungai, dan di situlah saya belajar berenang," kata Dani, Selasa (9/9/2025).

Namun, ia baru mulai mengikuti kejuaraan secara resmi saat berusia 23 tahun.

Hingga kini, Dani sudah tampil di berbagai ajang bergengsi, seperti Porcada, Peparprov di beberapa daerah yang ada di Sulawesi Selatan.

"Saya pernah meraih medali emas untuk kategori gaya dada, medali perak pada gaya bebas dan punggung. Kurang lebih sudah ada 10 medali yang saya raih selama mengikuti kejuaraan tingkat provinsi," jelasnya.

Dani mengapresiasi dukungan pemerintah setiap kali dirinya dan rekan-rekan mengikuti kejuaraan.

"Ketika kami mengikuti kejuaraan, pemerintah terus memberi dukungan," tambahnya.

Namun, ia menyoroti kurangnya perhatian pada sarana dan prasarana latihan, khususnya kolam renang yang sesuai standar.

"Sarana untuk latihan masih sangat kurang. Kolam yang kami pakai itu kolam keluarga, bukan kolam standar, itu pun milik swasta, bukan milik pemerintah," ungkapnya.

Kolam tersebut berada di kawasan Agrowisata, yang selama ini telah memberikan izin dan dukungan kepada para atlet disabilitas untuk berlatih renang. Sementara itu, menurut

Dani, sebenarnya ada kolam renang milik pemerintah di Kota Palopo yang memenuhi standar, namun kondisinya kini rusak parah dan tidak bisa digunakan.

Dani mengaku banyak suka dan duka selama menjadi atlet.

Baginya, momen paling berkesan adalah saat bisa berkumpul dengan teman-teman disabilitas dari berbagai daerah dalam kejuaraan.

Namun, tantangan terbesarnya adalah saat ingin berlatih namun tidak ada tempat yang memadai.

Pada Hari Olahraga Nasional yang diperingati pada 9 September, ia berharap pemerintah bisa memberi perhatian yang lebih serius kepada atlet disabilitas.

"Saya sangat berharap kepada pemerintah untuk memberi perhatian yang lebih kepada atlet disabilitas di Kota Palopo, memberi apresiasi kepada atlet berprestasi. Kami juga berharap adanya bantuan modal usaha atau lowongan pekerjaan untuk teman-teman atlet berprestasi," harapnya.

Ia juga berharap Dispora bisa memberi pengelolaan anggaran mandiri untuk National Paralympic Committee (NPC) Palopo. (*)

 

Laporan Wartawan Kontributor Tribun-Timur: Andi Bunayya Nandini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved