23 Siswa SMPN 9 Palopo Diduga Keracunan, Dinkes Tunggu Hasil Lab
Dinkes Palopo selidiki dugaan keracunan makanan di SMPN 9. Sebanyak 23 siswa alami gejala, 13 dirawat di RSUD Sawerigading.
Penulis: Andi Bunayya Nandini | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, PALOPO – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palopo, Sulawesi Selatan, menyelidiki penyebab pasti dugaan keracunan makanan dialami puluhan siswa SMP Negeri 9 Palopo.
Sebelumnya, puluhan siswa diduga keracunan setelah menyantap nasi ayam suwir di kantin sekolah, Senin (20/10/2025).
Salah satu siswa, Fahri Finoza, mengaku mulai merasakan gejala seperti sakit perut, sakit kepala, dan muntah sekitar satu jam setelah makan.
“Sekitar satu setengah jam setelah makan, saya dan teman-teman mulai sakit perut dan kepala. Saya juga sempat muntah saat perjalanan ke rumah sakit,” ujar Fahri.
Baca juga: Puluhan Siswa SMPN 9 Palopo Keracunan Makanan Kantin, Kepsek Ancam Sanksi ke Pengelola
Ia menyebut tidak ada yang aneh dari nasi ayam suwir yang dikonsumsi.
“Sering memang saya beli nasi ayam suwir itu, rasanya juga sama seperti biasanya, cuma nasinya tidak panas,” tambahnya.
Sedikitnya 23 siswa mengalami gejala keracunan. Dari jumlah itu, 13 dirawat di RSUD Sawerigading, dua di Puskesmas, dan delapan lainnya di RS Mujaisyah Palopo.
Dinkes melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap sampel makanan dan muntahan siswa.
Pengelola Program Penyehatan Lingkungan Dinkes Palopo, Sriwanti, mengatakan hasil uji laboratorium belum dapat diumumkan karena masih dalam proses pemeriksaan.
“Saat ini hasilnya belum keluar, masih dalam proses pemeriksaan. Mudah-mudahan dalam empat hari ke depan sudah ada hasilnya,” kata Sriwanti, Rabu (22/10/2025).
Ia menyebut proses uji sempat terkendala karena jumlah sampel sangat terbatas.
“Sampel makanan yang kami dapatkan sangat sedikit, sehingga parameter yang bisa diuji juga terbatas,” ujarnya.
Meski begitu, tim laboratorium tetap melakukan analisis dengan membandingkan sisa makanan dan muntahan siswa.
“Alhamdulillah, kami masih bisa membandingkan sampel makanan dengan muntahan siswa. Analisis ini dilakukan sesuai hasil penyelidikan di lapangan,” jelasnya.
Sriwanti menambahkan, hasil pemeriksaan akan menjadi dasar untuk menentukan sumber pasti penyebab keracunan.
Setelah hasil laboratorium keluar, Dinkes akan menyampaikan laporan resmi kepada pihak sekolah dan pemerintah daerah.
“Jadi, saat ini kami masih menunggu diagnosis akhir dari hasil uji laboratorium,” tutupnya.(*)
| Bahlil Lahadalia: Sulsel Wajib Kembali Direbut Golkar |
|
|---|
| Bukti Kerusakan Alam di Barru Sulsel, Daftar Banjir Bandang 7 Tahun Terakhir |
|
|---|
| Ketika Andi Ina Nyupir Sendiri dan Tanpa Ajudan saat Melayat Almarhum Nusra Azis |
|
|---|
| Cuaca Buruk Landa Luwu, 5 Kecamatan Siaga Bencana |
|
|---|
| Desentralisasi Kehilangan Nafas: Ketika Uang Daerah Mengendap |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.