Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Tarekat Jalan Mendekatkan Diri kepada Tuhan

Benar bahwa gajah seperti mahkota karena fokus pada pandangan bagian gadingnya.

Editor: Sudirman
DOK PRIBADI
RUBRIK OPINI - Mahmud Suyuti, Katib ‘Am Jam’iyah Khalwatiyah. Mahmud Suyuti merupakan salah satu penulis rubrik Opini Tribun Timur. 

Oleh: Mahmud Suyuti

Dosen Hadis UIM dan Katib Am Jam’iyah Khalwatiyah

TRIBUN-TIMUR.COM - TAREKAT dalam berbagai difinisinya sangat beragam bagai mempersepsikan seekor gajah masing-masing orang boleh saja berbeda.

Ada yang menganggap gajah bagai mahkota, selainnya menyatakan bahwa gaja bagai pipa air, ada pula berkata gajah seperti kipas dan gaja bagai tiang.

Benar bahwa gajah seperti mahkota karena fokus pada pandangan bagian gadingnya.

Dikatakan bagai pipa air karena terbatas menyentuh belalainya atau hidungnya yang panjang.

Gajah seperti kipas karena daun telinganya begitu lebar dan berkibar-kibar.

Gajah bagai tiang karena yang disentuhnya sepasang kaki gajah tersebut.

Demikianlah tarekat ada yang mendifinisikan sebagai jalan menuju Tuhan (QS. al-Fatihah/1: 6).

Tarekat juga didifinisikan sebagai sarana, metode, wasilah untuk sampai ke Tuhan  (QS. al-Maidah/5: 35).

Memang kata tarekat dalam al-Qur’an disebutkan sekian kali dengan pemaknaan yang berbeda-beda.

QS. al-Nisa/4: 168 dan 169, QS al-Jin/72: 11 tarekat berarti agama atau keyakinan.

QS. Thaha/20: 63 dan 104 tarekat berarti kedudukan. QS. al-Ahqab/46: 30 dan 77, QS. al-Mu’minūn/23: 17, dan 16 tarekat berarti jalan.

Dalam berbagai literatur tasauf tarekat adalah takhalli, tahalli, dan tajalli. 

Takhalli melepaskan diri dari perangai yang tercela. Tahalli menghiasi diri dengan akhlak terpuji.

Tajalli mendekatkan diri kepada Tuhan.

Syekh Sayyid Abd. Rahim Assegaf Puang Makka mursyid Tarekat Khalwatiyah Syekh Yusuf al-Makassariy mendifinisikan tarekat sebagai metode praktis mendekatkan diri kepada Tuhan melalui mursyid dengan menetap pada amalan al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW.

Ajaran dari Nabi SAW melalui jalur tarekat menjadi amalan para sahabat, tabiin, turun temurun secara muttasil sampai kepada guru tarekat, yakni mursyid.

Jadi tarekat merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui mursyid. Demikian definisi tarekat menurut Puang Makka.

Tarekat sebagai Wasilah

Seseorang tidak bisa sampai ke Tuhan tanpa sarana yang dalam tarekat disebut dengan wasilah.

Nabi SAW menerima wahyu melalui wasilah-perantara Jibril. Banyak hadis mengajarkan tentang pentingnya berwasilah.

Sahabat Umar bin Khattab ketika berdoa minta hujan berwasilah kepada paman Nabi SAW, Abbas bin Abd al-Muththalib (HR. Bukhari).

Wasilah yang menghubungkan seorang hamba kepada Tuhan dalam tarekat disebut sanad, yakni penisbatan pengakuan adanya hubungan seorang murid dengan guru, mursyidnya.

Sanad seorang mursyid bersambung sampai kepada Nabi SAW. Sehingga amalan seorang mursyid pada hakikatnya berasal dari Nabi SAW.

Diumpamakan amalan zikir, maka tidak akan memberikan faidah secara sempurna kecuali melalui talqin zikir dari seorang guru mursyid.

Jika seseorang telah memperoleh bacaan zikir dari mursyid berarti orang itu telah masuk dalam silsilah mursyidnya sampai ke Nabi SAW.

Orang tersebut dengan mursyidnya seperti lingkaran rantai saling bergandengan hingga ke induknya, yaitu Nabi SAW.

Jadi kalau induknya ditarik maka semua lingkaran yang terangkai akan ikut tertarik kemanapun arah tarikannya karena sanad mursyid sampai kepada Nabi SAW bagai rangkaian semua lingkaran anak rantai yang saling berhubungan.

Berbeda orang berzikir yang tidak bersanad, ibarat anak rantai yang terlepas dari rangkaiannya. Seumpama induk rantai itu di tarik, maka ia tidak akan ikut tertarik.

Jadi syarat utama sebuah tarekat, adalah memiliki guru, mursyid atau syekh yang silsilah keilmuannya bersambung sampai ke Nabi SAW.

Tarekat Muktabarah

Sebuah hadis dapat dikatakan sahih jika sanad periwayatannya bersambung sampai ke Nabi SAW.

Demikan pula tarekat, jika sanad mursyidnya sampai ke Nabi SAW disebut sebagai tarekat muktabarah, yakni tarekat benar dan sahih, tarekat yang sah, tarekat yang diakui orisinilitasnya.

Puang Makka menegaskan dua syarat pokok tarekat muktabarah.

Pertama, wajib memiliki sanad yang jelas. Sanad yang ada pada tarekat itu berfungsi sebagai mana sanad yang terdapat dalam hadis.

Sanad tersebut memiliki peranan penting untuk menjaga otensitas ajaran dari sebuah tarekat.

Kedua, selain dilihat dari aspek sanad kemuktabarahan tarekat dilihat pula dari ajaran dan amalannya.

Bisa jadi ada tarekat yang sanadnya jelas, tetapi setelah berkembang dari zaman ke zaman, ajaran yang disampaikan justru melenceng dari apa yang disampaikan oleh syekh-syekh terdahulu.

Jadi jangan hanya berpatokan pada segi sanadnya saja, tetapi juga ajaran amalannya yang sahih, tegas Puang Makka.

Tarekat muktabarah tidak terlepas dari syarat ketat sanad dan amaliahnya bersumber dari al-Qur’an, hadis dan ulama-mursyid tarekat dengan sanad yang jelas.

Ajaran maupun amalan mursyid yang disampaikan kepada murid-muridnya diyakini bersumber Nabi SAW melalui rangkaian sanad tadi sehingga terpelihara keotentikannya. 

Diyakini bahwa mursyid sebagai pemegang silsilah sanad dari Nabi SAW menyebabkan kedudukannya disebut sebagai waliyyan mursyida (QS al-Kahfi/18: 17).

Karena itu, yang dimaksud hadis bahwa ulama pewaris nabi adalah mursyid tarekat sebagai pemegang sanad keilmuan.

Nabi SAW bersabda, saya adalah gudangnya ilmu dan Ali bin Abu Thalib adalah pintunya. Hadis lain, Abu Bakar As-Shiddiq adalah sahabatku yang paling mendalam ilmunya.

Perspektif hadis tersebut, maka Nabi SAW sengaja memilih Ali dan Abu Bakar sebagai sumber sanad tarekat dari sekian banyak mursyid.

Kenapa Nabi SAW hanya memilih Ali dan Abu Bakar? Tidakkah sahabat lain juga bertarekat?

Dari sini dipahami bahwa wajar saja jika tidak semua orang mewajibkan dirinya untuk bertarekat dan tidak memilih tarekat sebagai jalan hidupnya. Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Thariq.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved