Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

'Purbaya Effect' Angin Segar yang Tetap Harus Diawasi

Bayangkan saja sektor perbankan digelontor dana segar Rp200 triliun. Bank tentu tak bisa membiarkan uang itu nganggur.

Editor: Sudirman
Ist
OPINI - Romy Nugraha Dosen FEB Universitas Ichsan Sidenreng Rappang 

Kementerian Keuangan hanya berperan sebagai bendahara Negara kan hanya mengatur sebaran anggaran dan jumlahnya.

Pelaksanaan teknis tetap ada di kementerian atau lembaga terkait. Kalau mereka hanya mengejar serapan anggaran tanpa mempertimbangkan kualitas belanja kan bisa runyam.

Contohnya, percepatan proyek bisa rawan penunjukan langsung, nepotisme, bahkan korupsi. Itu bukan percepatan yang sehat.

Hal yang sama berlaku di bank-bank Himbara. Dana Rp200 triliun bukan jumlah kecil. Penyaluran yang sembarangan bisa berujung kredit fiktif atau salah sasaran. Alih-alih
menggerakkan ekonomi riil, justru bisa jadi bumerang.

Nah disinilah tantangan besar Purbaya Effect. Di satu sisi, publik tentu senang melihat gaya baru yang lebih agresif, berbeda dengan model kehati-hatian ala menteri sebelumnya. 

Tapi disisi lain agresivitas tanpa kontrol bisa berakhir pada gelembung ekonomi, inflasi yang melonjak atau sekadar uang yang berputar di lingkaran elit tanpa pernah menyentuh rakyat kecil.

Pertanyaan kritisnya adalah siapa yang benar-benar akan menikmati Rp200 triliun ini? Kita juga harus realistis bahwa bank tidak selalu netral.

Mereka bisa saja lebih suka menyalurkan kredit ke kelompok besar yang dianggap aman ketimbang ke UMKM yang sebenarnya menjadi tulang punggung perekonomian.

Kalau begitu kan kebijakan kemenkeu yang baru ini atau Purbaya Effect hanya akan jadi efek “top-down” yang menguntungkan pemain lama, sementara pelaku usaha kecil tetap pontang-panting mencari modal.

Selain itu, percepatan serapan anggaran seringkali justru jadi jebakan klasik. Ketika kecepatan lebih diutamakan daripada kualitas, proyek-proyek bisa dikebut tanpa kajian matang.

Jalan pintas seperti penunjukan langsung jadi godaan. Kalau pengawasan lemah, jangan kaget bila efek segar tadi berubah jadi efek samping: korupsi makin subur.

Jadi Purbaya Effect ini memang memberi harapan besar. Teori yang sederhana, tapi jika dijalankan dengan disiplin, dampaknya bisa langsung terasa seperti kredit murah, konsumsi naik, produksi bergerak, lapangan kerja terbuka.

Namun, semua itu akan benar-benar menjadi angin segar hanya jika diikuti pengawasan ketat dan belanja anggaran yang berkualitas. Tanpa itu yang segar akan bisa cepat basi.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved