Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Partai Golkar

Idrus Marham: Demi Bangsa, Meminta Hendropriyono Buka Dalang Demo Ricuh DPR Tewaskan Ojol!

Idrus Marham, mendesak mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M. Hendropriyono segera mengungkap dalang kericuhan demonstrasi.

Editor: Muh Hasim Arfah
tribun timur/hasim arfah
BESARKAN PARTAI- Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Idrus Marham saat ngopi bersama jurnalis Makassar di Cafe Tawa, Jl SAM Ratulangi, Kota Makassar, Sulsel, Sabtu (7/6/2025). Ia mendesak mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M. Hendropriyono segera mengungkap dalang kericuhan demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Kamis (28/8/2025). 

TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham, mendesak mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M. Hendropriyono segera mengungkap dalang kericuhan demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Kamis (28/8/2025).

Kericuhan itu menewaskan seorang pengemudi ojek online (ojol).

Idrus menilai pernyataan Hendropriyono soal aktor pengendali dari luar negeri beserta jaringannya di Indonesia tidak boleh berhenti sebagai isu. Menurutnya, pernyataan tersebut harus ditindaklanjuti secara jelas.

“Kalau Pak Hendro bilang ada dalang, baik luar maupun dalam negeri, sebaiknya beliau menyampaikan ke publik siapa orangnya. Jangan biarkan masyarakat berspekulasi. Apalagi sudah ada korban jiwa. Ini menyangkut kepentingan bangsa,” kata Idrus di Jakarta, Jumat (29/8/2025).

Sebelumnya, Hendropriyono menyatakan kericuhan di DPR bukan aksi spontan massa, melainkan ada kendali aktor non-negara dari luar negeri.

Ia menyebut kelompok itu memiliki pengaruh kuat untuk memengaruhi kebijakan negara melalui “kaki-tangan” di Indonesia.

Baca juga: Profil Irjen Asep Edi Suhari Kapolda Metro Jaya, Belum Sebulan Gantikan Karyoto Sudah Terancam

Namun, Hendro belum mau menyebut nama pihak yang ia maksud. “Pada waktunya saya bisa sampaikan namanya yang main,” ujarnya.

Idrus menegaskan pernyataan itu tidak boleh menggantung. Menurutnya, situasi sosial-politik yang rawan akan semakin berisiko jika masyarakat tidak mendapat kejelasan.

“Kalau ada aktor asing ikut campur, publik berhak tahu. Ini bukan hanya soal politik, tapi soal kedaulatan bangsa. Jangan biarkan publik bingung atau saling curiga,” tegasnya.

 

Jangan Mau Diadu Domba

Idrus mengingatkan bangsa Indonesia punya sejarah panjang menghadapi upaya adu domba, baik dari aktor eksternal maupun internal.

Ia menilai solidaritas kebangsaan harus diperkuat di tengah gejolak politik dan aksi jalanan yang mengatasnamakan kepentingan rakyat.

“Identifikasi masalah harus jernih, bukan berdasarkan emosi sesaat. Jangan biarkan pihak tertentu menunggangi ketidakpuasan rakyat hingga menimbulkan korban jiwa,” kata Idrus.

Ia menambahkan protes publik sering muncul bukan hanya ketika pemerintah abai, tetapi juga ketika pemerintah melakukan perbaikan.

“Banyak reformasi dan kebijakan korektif justru mendapat resistensi. Ini situasi klasik yang sering bikin pemerintah serba salah. Presiden Prabowo juga sering menyitir soal ini. Kita harus bijak melihatnya,” katanya.

Idrus juga menyinggung Scapegoat Theory atau teori kambing hitam.

Ia menilai publik sering menjadikan pemerintah sasaran utama kemarahan, padahal akar masalah sebenarnya lebih kompleks.

“Fenomena scapegoating itu nyata. Pemerintah sering dijadikan kambing hitam, padahal ada pihak lain yang bermain di belakang. Karena itu, Pak Hendro harus mengungkap siapa dalang sebenarnya. Kalau tidak, pernyataannya hanya jadi bahan debat tanpa arah,” tegas Idrus.

Golkar Minta Aparat Bergerak

Idrus menyampaikan, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia mendorong aparat keamanan dan penegak hukum proaktif menelusuri jejak para pengendali kericuhan. Transparansi, menurutnya, penting agar masyarakat tidak terjebak spekulasi politik.

“Polisi, BIN, TNI, semua punya instrumen untuk mengusut. Kalau ada bukti keterlibatan pihak asing atau jaringan tertentu, bongkar saja. Jangan biarkan publik kehilangan kepercayaan karena kebenaran terkesan ditutup-tutupi,” kata Bahlil.

Idrus menegaskan kembali pesan Bahlil bahwa tragedi yang menewaskan seorang pengemudi ojol harus menjadi momentum evaluasi. Menurutnya, negara tidak boleh kalah oleh provokasi maupun operasi politik terselubung.

“Korban yang jatuh harus membuka mata kita semua, betapa seriusnya dampak provokasi. Kita jangan ulangi kesalahan dengan saling curiga. Yang penting sekarang, ungkap kebenaran, adili pelaku, dan beri publik kepastian,” kata Idrus.(*) 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved