Tentara Bantu Polisi Tangkap Pelaku Tawuran di Pekuburan Makassar, Rumah Warga Digeledah Satu-satu
Petugas juga menyita sejumlah senjata tajam jenis anak panah busur, parang, badik, hingga senapan angin.
Mereka adalah, Mansur (52), Amir (50), Dg Nasir (45), Hamu Dg Jamal (45), Amir (70), Jabbar Asis (60), H Azis (60), Atong (40), perempuan Tima (30), Hasna (30) dan Jodah (50).
Aksi tawuran itu disebut terjadi sesuai pemakaman warga bernama Nursyam (40).
Nursyam, adalah warga Sapiria yang terkena peluru senapan angin saat mencari anaknya di lokasi tawuran, sehari sebelumnya.
Peluru yang mengenai bagian kepalanya, membuat nyawa Nursyam tak tertolong oleh Tim medis di rumah sakit.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Devi Sujana, saat ditemui di lokasi tawuran, mengatakan masih menyelidiki kasus itu.
"Untuk penyebabnya masih di dalami sampai sekarang. Kita belum bisa mengambil kesimpulan apa penyebabnya," kata Devi.
"Kita masih melakukan penyelidikan, anggota sudah turun semua, unit Jatanras," lanjutnya.
Begitu juga dengan tujuh rumah terbakar. Meski ditemukan jeriken berisi bensin, Devi mengaku belum bisa memastikan apakah rumah terbakar akibat disengaja atau tidak.
"Pada saat tawuran sempat dilerai sama anggota berseragam, kemudian anggota yang berpakaian sipil. Sementara untuk penyebab kebakaran masih kita dalami," jelasnya.
Untuk mencegah bentrok susulan antar warga, puluhan personel kepolisian dari Sektor Tallo, Polrestabes Makassar dan Brimob Polda Sulsel dikerahkan ke lokasi.
Terkait penyebab tawuran hingga berujung pembakaran rumah yang diduga akibat adanya korban meninggal dunia pada tawuran sebelumnya, Devi juga mengaku sementara penyelidikan.
Korban meninggal pada peristiwa tawuran sebelumnya adalah Nursyam alias Cipas (40).
Cipas merupakan warga Sapiria, yang dikabarkan terkena tembakan senapan angin saat mencari anaknya di lokasi tawuran.
Cipas tertembak saat tawuran terjadi antar kelompok warga Sapiria versus Borta.
"Itu masih kita lakukan penyelidikan juga penyebabnya. Kita masih mengumpulkan bukti, berkoordinasi rumah sakit juga kira-kira penyebabnya apa," jelasnya.
Alumnus Akpol 2007 ini, tak menampik aksi tawuran di lokasi yang sama sudah kerap terjadi beberapa bulan terakhir.
Devi mengatakan, untuk menghentikan tawuran berulang, tak cukup dengan kehadiran polisi semata di lokasi.
Tapi perlu kesadaran bersama oleh masyarakat setempat.
"Semua pihak tokoh masyarakat orang tua ibu-ibu kita turut bagaimana menjaga daerah tempat tinggal daerah kita saudara anak-anak selain tidak menjadi korban juga tidak terlibat tawuran karena yang bisa menghentikan tawuran itu sendiri adalah keinginan dari masyarakat itu sendiri," imbuhnya.(*)
| Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini, Semua Kecamatan Hujan |
|
|---|
| Adu Tajam Ujung Tombak PSM Makassar vs PSBS Biak di Pekan 13 Super League |
|
|---|
| Berapa Uang Dihabiskan Anak Yasir Machmud Dirikan 41 Dapur MBG? Keuntungannya Bisa Rp246 Juta/Hari |
|
|---|
| BHP Makassar Perkuat Koordinasi Tugas dan Fungsi di UKE I Ditjen AHU Kemenkumham RI |
|
|---|
| Beri Pelayanan Berkepastian Hukum, BHP Makassar Tindak Lanjuti Penetapan Perwalian di Manggarai |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/Tiga-pria-diduga-pelaku-tawuran-kelompok-warga-Sapiria-versus-Borta.jpg)