Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Penculikan Bilqis

Fakta Orang Rimba Jambi Penampung Bilqis: Antropolog Jelaskan Identitas Komunitas Adat

Robert menjelaskan Suku anak dalam sebutan umum mungkin dari tahun 1970-an untuk masyarakat adat di provinsi Jambi

Editor: Ari Maryadi
Tribun Jambi
PENCULIKAN ANAK - Antropolog KKI Warisi, Robert Aritonang jadi narasumber dalam Podcast bersama Tribun Jambi Selasa (11/11/2025). Podcast membahas tentang kelompok Orang Rimba (Suku Anak Dalam) di Mentawak, Kabupaten Merangin. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR — Penemuan Bilqis Ramdhani (4), bocah Makassar yang hilang dan ditemukan di kawasan perkampungan adat Kabupaten Merangin, Jambi, memunculkan dugaan publik bahwa kelompok Suku Anak Dalam terlibat sebagai pihak penampung.

Untuk meluruskan informasi tersebut, antropolog KKI Warisi, Robert Aritonang, memberikan penjelasan mengenai identitas dan karakter komunitas adat di Jambi.

Robert menjelaskan Suku anak dalam sebutan umum mungkin dari tahun 1970-an untuk masyarakat adat di provinsi Jambi, hidup di dalam hutan.

Istilah itu, menurutnya, digunakan untuk menyebut masyarakat yang tinggal di pedalaman dan menggantungkan hidup dari hasil hutan.

Ia menegaskan bahwa istilah tersebut menaungi tiga etnis berbeda: Orang Rimba, Orang Batin atau Suku Batin 9, dan Talang Mamak.

Pada kasus yang diberitakan belakangan ini, Robert menyebut bahwa kelompok yang dimaksud “menamakan diri orang rimba”.

“Secara etnis kalau ditanya orang apa mereka jawab orang rimba. Itu menunjukkan karena jati diri mereka, kunci utama mereka terkait rimba karena semua aspek terkait langsung hutan," kata Robert.

Robert melanjutkan penjelasannya mengenai dua kelompok lainnya.

Ia menyebut bahwa Batin 9 hidup di wilayah perbatasan Jambi dan Sumatera Selatan.

“Sekarang disebut daerah Sungai Bahar, masih bisa ditemui misalnya di pedalaman, mereka ada di Sungai Kapas, di pedalaman hulunya di Jambi tapi bermuara ke Batang Halilekong, di sana ada kelompok matlia mat atam, masih ada di sana," kata Robert dalam tayangan podcast di Tribun Timur (11/11/2025).

Sedangkan kelompok Talang Mamak berada di perbatasan Jambi dan Riau.

“Daerah Tebo masuk ke dalam, di dalam hutan juga, dan mereka ada di sana," kata Robert.

Perbedaan utama di antara kelompok-kelompok itu terletak pada pola hidup berpindah.

“Kalau menamakan diri orang rimba berpindah ke satu lokasi ke lokasi lain dengan membaca seluruh pendukung kehidupan, dapur, anak, istri dibawa, dengan kata lain tidak ada perkampungan intensif," kata Robert.

Sedangkan Talang Mamak memiliki pola pindah berbeda.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved