Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Siapa Dalang Kerusuhan 298

Mulawarman: Ketika Rakyat Menggugat, Intelektual Menghilang

Pasalnya, dalam beberapa waktu terakhir, bangsa Indonesia sedang diguncang dengan barbagai permasalahan.

Penulis: Renaldi Cahyadi | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
FORUM DOSEN - Pengamat sosial politik, Mulawarman, saat Dialog Forum Dosen dengan tema 'Pemulihan Bangsa' di Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Kota Makassar, Rabu (3/9/2025). Mulawarman sebut kaum intelektual dan DPR gagal hadir ditengah masyarakat. 

TRIBUN-TIMUR.COM  Pengamat sosial politik, Mulawarman, menilai kaum intelektual dan wakil rakyat gagal hadir di tengah masyarakat untuk memberikan solusi terhadap berbagai persoalan sosial dan ekonomi yang semakin kompleks.

Pasalnya, dalam beberapa waktu terakhir, bangsa Indonesia sedang diguncang dengan barbagai permasalahan.

Seperti aksi demonstrasi yang berujung pembakaran gedung DPR, perusakan fasilitas umum (Fasum), penjarahan dan berbagai masalah lainnya.

Hal itu disampaikan dalam Dialog Forum Dosen dengan tema 'Pemulihan Bangsa' di Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Kota Makassar, Rabu (3/9/2025).

Menurutnya, peran intelektual semestinya mengharmonisasi dan menstimulasi masyarakat agar mampu menghadapi masalah secara sehat. 

Namun, hal itu tidak tampak khususnya di Sulawesi Selatan (Sulsel).

“Pernahkah kita bicara ketika PDAM mencopot 800 karyawannya? Adakah dari kampus kita yang bersuara ketika 2.000 PPPK dimutasi? Atau saat kemiskinan ekstrem meningkat di Sulsel? Tidak ada,” katanya.

Ia menilai, para intelektual baru muncul ketika masalah sudah meledak, bukan sejak dini menenangkan masyarakat. 

“Kita perlu hadir di masyarakat untuk menenangkan, bukan baru bicara setelah masalah muncul,” ujarnya.

Mulawarman juga menyinggung kegagalan pemerintah provinsi dan semua pihak dalam mengintegrasikan bonus demografi di Sulsel. 

Menurutnya, indikator sosial justru menunjukkan tren negatif.

“Angka pengangguran naik, kemiskinan naik, rasio gini juga naik. Pernahkah kita bicara bahwa ketimpangan semakin melebar? Tidak ada," ungkapnya.

"Padahal generasi muda saat ini tertekan. Mereka harus membantu orang tuanya, sementara dirinya sendiri pengangguran. Itu yang saya sebut generasi frustrasi,” tambah dia

Ia menyebut, kondisi ini bisa memicu letupan sosial karena anak muda merasa tertekan dari segala arah. 

“Mereka ditekan dari atas dan bawah, lalu muncul tiba-tiba karena kelaparan dan keputusasaan. Kampus atau kita yang seharusnya memberi harapan, justru tidak pernah hadir bagi mereka,” kata dia.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved