Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ayah Ungkap Kepiluan di Balik Autopsi Balita MA, Diduga Dianiaya Pacar Ibunya

Di balik proses medis tersebut, tersimpan cerita pilu yang diungkapkan oleh Asri, ayah kandung korban.

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
AUTOPSI JASAD BALITA - Biddokes Polda Sulawesi Selatan melakukan autopsi jenazah MA (2) balita asal Kematan Belopa Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan yang diduga tewas dianiya R (28) pacar ibunya sendiri. Dokter Deni Matius mengenakan pakaian medis sebelum melakukan autopsi jasad MA selama hampir 2 jam. 

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Tabir penyebab kematian balita berinisial MA (2) di Kecamatan Belopa Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, perlahan mulai terkuak.

Jenazah bocah malang yang diduga tewas dianiaya oleh R (28), kekasih ibu kandungnya sendiri, telah menjalani proses autopsi di RSUD Sawerigading, Kota Palopo, Minggu (23/11/2025).

Proses ini dilakukan oleh Tim Forensik Polda Sulsel atas permintaan keluarga.

Tindakan ini dilambil kepolisian untuk memastikan penyebab kematian korban.

Di balik proses medis tersebut, tersimpan cerita pilu yang diungkapkan oleh Asri, ayah kandung korban.

Asri mengaku hatinya hancur mengetahui nasib tragis buah hatinya.

Padahal, menurut Asri, putranya itu baru saja tinggal bersama ibu kandungnya dalam waktu yang singkat.

"Baru sebulan lebih anak saya dijaga oleh ibu kandungnya," ungkap Asri dengan nada sedih saat ditemui Tribun-Timur.com di lokasi autopsi.

Selama satu bulan tersebut, Asri kerap mendengar kabar yang kurang mengenakkan terkait pola asuh sang mantan istri terhadap anaknya.

Ia mendapat informasi bahwa MA sering kali tidak diasuh langsung oleh ibunya, melainkan dititipkan kepada orang lain.

"Selama dia bersama ibunya, memang sering kali mendengar informasi jika sang anak dirawat oleh orang lain, sebelum mendapatkan kabar duka seperti ini," tambahnya gelisah.

Kini, Asri hanya bisa berharap penegak hukum bekerja maksimal.

Ia meminta polisi memberikan hukuman seberat-beratnya kepada pelaku yang telah bertindak keji terhadap darah dagingnya itu.

"Kami berharap agar pihak kepolisian dapat memberikan hukuman yang setimpal atas peristiwa yang dialami oleh anak kami," permintaan Asri sebelum memakamkan anaknya itu.

Dokter Temukan Tanda Kekerasan

Sementara itu, proses autopsi yang berlangsung selama kurang lebih dua jam di RSUD Sawerigading Palopo.

Keluarga bapak mendiang MA, menyaksikan langsung dengan perasaan was-was.

Biddokes menerjunkan 7 personel demi menemukan penyebab kematian dan tanda-tanda kekerasan pada jasad bocah laki-laki itu.

Dokter Forensik Polda Sulawesi Selatan, dr Deni Matius, membeberkan hasil pemeriksaan sementara usai keluar dari ruang jenazah.

Pihaknya memastikan menemukan sejumlah luka pada tubuh mungil MA yang mengindikasikan adanya tindakan penganiayaan.

"Setelah kurang lebih dua jam melakukan proses autopsi serta pemeriksaan, kami menemukan beberapa hal yang bisa menjadi bukti, baik itu tanda kekerasan terhadap korban," jelasnya dengan teliti dihadapan awak media.

Namun, untuk kesimpulan medis secara menyeluruh dan mendetail, dr Deni menyebut butuh waktu analisis laboratorium lebih lanjut.

"Tentunya ini merupakan permintaan dari keluarga korban dan Polres Luwu. Untuk hasil pastinya, keseluruhan akan kami sampaikan ke penyidik Polres Luwu kurang lebih selama sebulan lamanya," pungkasnya sambil mengucapkan duka dan meminta keluarga MA untuk bersabar.

Saat ini, terduga pelaku R yang merupakan pacar ibu korban telah diamankan di Mapolres Luwu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Polisi juga terus mendalami keterangan pelaku untuk mengungkap motif di balik penganiayaan berujung maut tersebut.

 

 

Laporan Jurnalis Tribun-Timur.com, Muh Sauki Maulana

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved