Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Paturungi Parawansa Meninggal

‘Untung Saya Skorsing Kamu’ Kenangan Tamsil Linrung dari Almarhum Prof Paturungi Parawansa

mantan Rektor IKIP Ujung Pandang (kini Universitas Negeri Makassar), Prof. Paturungi Parawansa meninggal dunia.

Editor: Muh Hasim Arfah
Dok pribadi
KENANGAN TAMSIL LINRUNG-Mantan Ketua Senat Mahasiswa FPIPS IKIP Makassar, Tamsil Linrung menceritakan kisahnya bersama mantan Rektor IKIP Ujung Pandang (kini Universitas Negeri Makassar), Prof. Paturungi Parawansa Karaeng Tobo. Prof Paturungi Parawansa meninggal dunia di RS Grestelina, Selasa (16/9/2025) pagi tadi. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Kabar duka atas wafatnya mantan Rektor IKIP Ujung Pandang (kini Universitas Negeri Makassar), Prof. Paturungi Parawansa Karaeng Tobo, menghadirkan kenangan mendalam bagi alumninya. 

Salah satunya datang dari mantan Ketua Senat Mahasiswa FPIPS IKIP Makassar, Tamsil Linrung.

Tamsil Linrung mengisahkan, semasa menjadi mahasiswa, dinamika kampus begitu tinggi.

Sebagai Ketua Senat, Wakil Ketua DPD RI ini kerap berhadapan dengan kebijakan rektorat yang dianggap tidak berpihak pada mahasiswa, mulai dari kenaikan SPP hingga pembatasan organisasi. 

“Beberapa kali saya berhadapan langsung dengan kebijakan yang tidak pro mahasiswa, termasuk lahirnya organisasi intra yang dipandang mengkoptasi dinamika kemahasiswaan,” ujar anggota DPR RI periode 2004-2019 ini ke tribun-timur.com, Selasa (16/9/2025).

Ketegangan itu mencapai puncaknya ketika ia dipanggil Rektor Paturungi Parawansa dan dijatuhi sanksi skorsing karena sikap kritisnya. 

Baca juga: Pesan Prof Paturungi Parawansa ke Prof Arismunandar: Jaga Nama Baik Kampus IKIP

Alih-alih patah semangat, Tamsil menerima sanksi itu sekaligus memanfaatkannya untuk mengikuti Pusdiklat HMI di Jakarta. 

Keberangkatannya bahkan mendapat bantuan pembiayaan langsung dari sang rektor.

“Saya berangkat ke Jakarta bersama Ibu Neni Babo dan dibantu pembiayaan oleh Pak Rektor. Skorsing itu saya jalani, dan saya tidak kembali lagi ke kampus untuk KKN,” kenangnya.

Tahun-tahun berlalu, keduanya kembali bertemu dalam kapasitas berbeda, Tamsil sebagai pengurus ICMI. 

Saat itulah, almarhum Paturungi Parawansa berujar kepada Tamsil dengan nada penuh keakraban, “Untung dulu saya skorsing kamu, kalau tidak, kamu pasti jadi guru di desa terpencil dan tidak menjadi politisi seperti sekarang.”

Bagi Tamsil, kalimat itu menjadi bukti bahwa sang rektor bukan hanya seorang pendidik, tetapi juga seorang figur yang mampu melihat jauh ke depan. 

“Selamat jalan Prof. Paturungi Parawansa. Selamat jalan Pak Rektor-ku,” katanya.

Prof Paturungi Parawansa meninggal dunia di RS Grestelina, Selasa (16/9/2025) pagi tadi.

Selama hidup, Paturungi Parawansa bekerja sebagai seorang politisi dan dosen. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved