Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Bulukumba

Bulukumba Siaga Bencana: BPBD Ingatkan Warga Waspadai Banjir, Longsor, dan Pohon Tumbang

BPBD Bulukumba mengaktifkan langkah antisipasi menyusul masuknya musim hujan

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Muh Hasim Arfah
tribun timur/samsul bahri
WASPADA BANJIR-Lokasi rawan banjir di Batuppi, Kecamatan Ujung Bulu dipotret, Selasa (4/11/2025). BPBD ingatkan masyarakat untuk waspada dampak musim hujan termasuk banjir. 

TRIBUN-TIMUR.COM, BULUKUMBA- Pemerintah Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), mengaktifkan langkah antisipasi menyusul masuknya musim hujan yang ditandai dengan intensitas curah hujan tinggi dalam sepekan terakhir.

Kepala BPBD Bulukumba, Hasbullah, pada Selasa (4/11/2025), secara tegas meminta masyarakat mewaspadai tiga potensi bencana utama yang biasa menyertai musim hujan, yaitu banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.

Imbauan Kesiapsiagaan BPBD

Sebagai bagian dari mitigasi, BPBD Bulukumba menyampaikan serangkaian himbauan praktis kepada seluruh masyarakat:

  • Pembersihan Saluran Air: Warga harus memastikan saluran air dan drainase lancar dari sumbatan untuk mencegah genangan.
  • Hindari Daerah Rawan: Masyarakat perlu menghindari bepergian ke wilayah yang diketahui rawan banjir atau longsor.
  • Amankan Barang Penting: Warga harus menyimpan barang-barang berharga dan penting di lokasi yang aman dan tinggi.
  • Pembaruan Informasi: Masyarakat wajib memantau informasi cuaca terkini yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta segera melaporkan kejadian bencana kepada pemerintah setempat.

Baca juga: Bupati Bulukumba Soroti Buruknya Drainase dan Limbah Domestik di Perumahan

Imbauan kesiapsiagaan ini telah BPBD sampaikan secara menyeluruh kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) dan publik di Bulukumba.

Terpisah, Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf, menyoroti akar masalah banjir yang setiap tahun melanda ibu kota kabupaten tersebut.

Menurutnya, masalah banjir yang belum terpecahkan berawal dari minimnya kesadaran masyarakat tentang kebersihan.

Bupati Ali Yusuf mengungkapkan fakta bahwa banyak oknum membuang sampah sembarangan di saluran drainase, sehingga menyumbat aliran air dan menyebabkan banjir.

Selain faktor sampah, Bupati juga menilai buruknya sistem drainase pada sebagian perumahan sebagai penyebab seringnya terjadi banjir di dalam kota.

Ke depannya, ia menegaskan bahwa semua pengembang perumahan harus membenahi saluran drainase saat mereka melakukan pembangunan.

Pemerintah daerah juga berkomitmen membenahi saluran air dalam kota secara bertahap, tidak hanya untuk mengatasi banjir, tetapi juga untuk menambah keindahan kota.

 

Sejarah Banjir di Bulukumba (2020–2025)

Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, tergolong sebagai wilayah yang rutin dilanda bencana hidrometeorologi, terutama banjir dan longsor, akibat curah hujan tinggi dan masalah drainase. Dalam lima tahun terakhir, Bulukumba telah mengalami beberapa kali banjir dengan dampak signifikan:

1. Banjir Bandang Skala Besar (Juli 2025)

Ini adalah salah satu peristiwa banjir terbesar dalam periode ini yang menyebabkan dampak kerusakan sangat luas:

  • Waktu Kejadian: Sekitar 5-7 Juli 2025.
  • Penyebab Utama: Hujan deras yang terus-menerus menyebabkan Sungai Bialo dan beberapa sungai lainnya meluap deras.
    Dampak:
  • Rumah Terdampak: Dilaporkan sekitar 1.800 rumah terendam banjir.
  • Infrastruktur Rusak: Sedikitnya 4 jembatan putus atau rusak berat.
  • Lokasi Terdampak: Bencana ini melanda di beberapa kecamatan, termasuk Ujung Bulu, Ujung Loe, Gantarang, dan Kindang.
  • Situasi Darurat: Ribuan warga terpaksa dievakuasi, dan ada laporan warga yang kesulitan mendapatkan makanan cepat saji karena banjir datang tiba-tiba.
     

2. Kejadian Banjir dan Longsor pada Tahun 2023
Pada tahun 2023, Bulukumba juga beberapa kali dilanda banjir:

Mei 2023: Banjir dan longsor melanda 3 kecamatan (Ujung Loe, Herlang, dan Bontotiro). Di Ujung Loe, dilaporkan 29 rumah dan satu masjid terendam. Kerusakan infrastruktur juga mencakup bendungan yang jebol dan jalanan yang retak.

Juni 2023: Banjir kembali melanda Kecamatan Ujung Loe, khususnya di Desa Garanta dan Manjalling, dengan ketinggian air mencapai 30-60 cm akibat curah hujan tinggi.
 

3. Banjir dan Longsor Tahun 2021
 

Juli 2021: Hujan intensitas tinggi memicu luapan Sungai Bejawan dan Sungai Balantieng, menyebabkan banjir dan longsor di 5 kecamatan (Ujung Loe, Rilau Ale, Kindang, Bulukumpa, dan Gantarang).

Dampak: Sekitar 600 rumah terdampak dan 5 unit rumah rusak berat. Bencana ini juga menyebabkan kerusakan pada 4 jembatan dan kerugian pada aset ternak warga.
 

4. Banjir Awal Periode (Mei 2020)

Mei 2020: Banjir terjadi di Kecamatan Ujung Bulu setelah Kanal Mayapada meluap, ditambah kiriman air dari Sungai Kindang.

Dampak: Sebanyak 174 Kepala Keluarga (KK) atau 769 orang terdampak, dengan 95 orang harus dievakuasi.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved