Opini

Merdeka Sebenarnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

OPINI - Syamril Direktur Sekolah Islam Athirah. Kemerdekaan sejati bukan sekadar bebas dari penjajahan fisik, tapi dari hawa nafsu, korupsi, dan pendidikan membelenggu.

Bukan lagi melawan penjajah dengan mengangkat senjata. Tapi berjuang mensucikan jiwa dengan melawan hawa nafsu serakah. 

Merdeka jiwa berarti memberi ruang besar kepada pengembangan potensi yang Allah telah anugerahkan kepada manusia.

Pendidikan salah satu jalurnya. 

Baca juga: Merdeka untuk Siapa? Ironi 80 Tahun Indonesia Berdaulat

Untuk itu dibutuhkan pendidikan yang memerdekakan. 

Tidak mengungkung dan membelenggu. 

Kemerdekaan membutuhkan pendidikan yang memanusiakan manusia. 

Mendorong dan memfasilitasi manusia berkembang menuju keadaan terbaiknya sesuai bakat dan minatnya. 

Menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan juga hamba Allah. 

Siap berkiprah menjaga dan mengisi kemerdekaan. 

Merdeka jiwa berarti membebaskan manusia dari belenggu hawa nafsu yang membuatnya lupa diri sehingga bersifat seperti binatang yang buas, egois, suka berkelahi dan menumpahkan darah sesamanya. 

Hawa nafsu yang membuatnya menuhankan harta, tahta dan cinta sehingga menghalalkan segala cara untuk meraihnya. 

Mereka yang merdeka jiwanya akan mencari harta, tahta dan cinta dengan cara yang benar.

Mencari harta yang halal sehingga jauh dari korupsi. 

Meraih tahta kekuasaan dengan fair dan jauh dari fitnah lawan politik. 

Meraih cinta yang suci dan jauh dari cinta palsu dan pencitraan.

Halaman
123

Berita Terkini