Daftar 11 Ketua DPD II Golkar Sowan ke Jusuf Kalla Jelang Musda

Editor: Ari Maryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MAKAN MALAM - Ketua-Ketua Golkar Kabupaten/kota makan malam bersama Jusuf Kalla di kediamannya, Jakarta, Selasa (16/7/2025) lalu.

Beberapa figur disebut-sebut bakal maju sebagai calon Ketua DPD I Golkar Sulsel.

Di antaranya Ketua Golkar sekaligus Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin.

Lalu mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin (IAS), mantan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan hingga mantan Wali Kota Parepare Taufan Pawe. 

Pakar politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Adi Suryadi Culla, menilai keempat figur tersebut memiliki rekam jejak di Golkar.

Namun juga masing-masing punya tantangan tersendiri.

“Sebenarnya, figur-figur yang muncul ini semuanya punya reputasi yang mumpuni. IAS misalnya, punya pengalaman panjang di birokrasi dan politik. Appi juga sempat kurang beruntung di Pilkada. Tapi setelah itu, dia lebih matang, apalagi setelah berhasil sebagai Wali Kota Makassar,” jelas Adi.

“Taufan Pawe juga punya rekam jejak sebagai Wali Kota Parepare dan sekarang anggota DPR RI. Adnan Purichta juga punya pengalaman panjang sebagai Bupati Gowa,” tambahnya.

Namun, Adi mengingatkan bahwa semua tokoh itu juga punya kelemahan. 

Taufan Pawe misalnya, dianggap gagal mempertahankan dominasi Golkar di DPRD Sulsel. 

Itu menjadi catatan tersendiri," kata Adi Suryadi. 

Dengan kepemimpinan yang sudah teruji, Appi dinilai hanya perlu melengkapi kekuatannya dengan memperluas jejaring politik.

Baik di tingkat DPD II kabupaten/kota maupun elit DPP Golkar.

Adapun IAS dinilai pernah berkiprah di partai lain sebelum kembali ke Golkar.

Sehingga itu juga bisa menjadi pertimbangan soal integritas politik. 

Sedangkan Adnan, juga tetap harus diuji soal legitimasi elektoral dan soliditas dukungan,” terang dia.

Bagi Adi, poin terpenting dalam kontestasi Musda bukan sekadar pengalaman, melainkan kemampuan meraih political trust, baik dari pemilik suara di DPD II maupun dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar.

“Setiap figur punya plus-minus. Tapi faktor penentu utama adalah bagaimana mereka membangun kepercayaan politik dari DPD-DPD II yang punya hak suara. Selain itu, paling penting adalah DPP sebagai penentu," kata Adi.

"Karena dalam mekanisme partai, DPP Golkar punya palu terakhir dalam menentukan siapa yang akan dipilih,” tambahnya.

Berita Terkini