Di dalam bangunan seluas 4x6 meter tersebut, Rudi ditembak saat makan malam bersama keluarganya, Selasa (31/12/2024).
Peluru kaliber 8 mm ditembakkan dari senapan angin menembus pipi kanan Rudi dan bersarang di tulang lehernya.
Penemuan posisi peluru di tulang leher mengindikasikan bahwa pelaku menembak dari posisi lebih tinggi.
Polisi juga memasang garis polisi di pekarangan samping rumah warga berada di atas tebing sekitar 1-2 meter dari jalan, hanya 15-20 meter dari lokasi kejadian.
Salah seorang warga di lokasi menyebutkan bahwa ranting lengkuas patah ditemukan oleh polisi di area tersebut.
"Diduga penembak ada di situ karena ada ranting lengkuas yang patah saat polisi melakukan olah TKP," ujarnya.
Aktivis soroti lambannya pengusutan
Menanggapi hal tersebut, salah seorang aktivis di Kabupaten Bone, Angga Prayuda saat dikonfirmasi tribun-timur.com, Jumat (28/2/2025) menganggap pihak kepolisian terkemenuditutup-tutupi kasus penembakan tersebut.
"Dua bulan semenjak kejadian penembakan Rudi S Gani tapi sampai saat ini belum ada kejelasan dan rilis perkembangan lebih lanjut dari kepolisian," ujarnya.
"Kasus ini seakan-akan ditutupi dan dibuat berlarut-larut dan seiring waktu kasus ini kemudian akan dilupakan oleh publik," sambungnya.
Ia bahkan dengan tegas memberikan rapor merah terhadap pihak kepolisian.
"Ini menjadi raport merah bagi APH khususnya di Bone karena lambatnya pengungkapan kasus penembakan ini," tegasnya.
Selain itu, Angga menduga terdapat sesuatu yang sengaja ditutup-tutupi dari kejadian penembakan tersebut.
"Jelas ada sesuatu yang besar dibalik kejadian ini. Sengaja ditutup-tutupi," tandasnya.
Sekretaris KBPP Sulsel Optimistis