20 Sekolah di Makassar Bakal jadi Google Reference School

Penulis: Siti Aminah
Editor: Alfian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SEKOLAH GOOGLE - Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin mendengar pemaparan dari Google Indonesia terkait rencana digitalisasi pendidikan. Berlangsung di Ruang Rapat Wali Kota, Balaikota Makassar Jl Jenderal Ahmad Yani,  Senin (2/6/2025).

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tranformasi digital di sektor pendidikan digarap serius oleh Pemerintah Kota Makassar bersama Google Indonesia. 

Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin bersama tim Google Indonesia sudah dua kali bertemu membahas percepatan digitalisasi ini. 

Pertemuan terbaru membahas terkait persiapan peluncuran progam transformasi digital di sekolah-sekolah. 

Peremuan berlangsung di Ruang Rapat Wali Kota, Balaikota Makassar Jl Jenderal Ahmad Yani,  Senin (2/6/2025). 

Dalam diskusi ini, direncanakan bahwa jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Dasar (SD) akan menjadi prioritas utama dalam tahap awal pelaksanaan program.

"Saya menyarankan program ini dimulai dari tingkat SMP dan SD. Tapi SMP sudah lebih matang, lebih familiar dengan teknologi, dan berada pada tahap usia pembentukan keterampilan digital yang sangat krusial," jelas Munafri.

Menurutnya, selain kesiapan siswa, guru-guru SMP yang sudah mengajar per mata pelajaran juga dinilai lebih siap dalam mengadopsi dan memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran.

Baca juga: Diresmikan Munafri, Dapur MBG 02 Rappocini Bakal Penuhi Gizi Siswa SMP 3 dan SMA 2 Makassar

Dalam tahap awal, sebanyak 15 SMP dan 5 SD akan dipetakan dan ditinjau lebih lanjut. 

Penentuan sekolah-sekolah ini akan didasarkan pada kesiapan infrastruktur, kualifikasi guru, serta potensi keberhasilan implementasi teknologi di lingkungan belajar.

"Kita hitung dulu biaya dan sekolah mana saja yang masuk prioritas. Harus betul-betul disesuaikan dengan kesiapan di lapangan," tegasnya.

Sekolah digital ini dirancang menjadi pusat pembelajaran berbasis teknologi, menggunakan Chromebook dan akun belajar.id, serta dilengkapi dengan program pelatihan AI dari Google for Education. 

Public Policy Government Affairs GTM Education Google, Olivia Husli Basrin menyampaikan, Google lewat Chromebook memiliki pendekatan berbeda dibandingkan penyedia teknologi lainnya. 

Mereka secara aktif mendampingi sekolah dalam proses inkubasi transformasi, termasuk pelatihan guru, adopsi teknologi dalam pembelajaran, hingga pemantauan hasil di lapangan.

Sekolah-sekolah yang terlibat dalam program ini nantinya juga akan tergabung dalam komunitas pendampingan berkelanjutan. 

Salah satu target besar program tersebut adalah mendorong terbentuknya Google reference School di setiap kecamatan. 

"Google reference School adalah sekolah rujukan yang tidak hanya berhasil mengadopsi teknologi kami, tetapi juga menjadi inspirasi bagi sekolah lainnya dalam menjalankan transformasi digital pendidikan yang efektif," jelas Olivia. 

"Perangkat kami telah digunakan secara luas di negara-negara maju seperti Jepang, Amerika Serikat, Australia, dan Singapura. Produk kami dikenal karena efisiensinya, kemudahan kontrol, serta kemampuannya dalam memastikan keamanan penggunaan oleh siswa," sambungnya. 

Disamping itu, Google tetap berkomitmen meminimalkan risiko transformasi digital melalui pendekatan keamanan dan pendampingan teknis yang komprehensif.

Pada kesempatan ini, Google Indonesia melalui Education Specialist untuk wilayah Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara, M. Edward Ranggong, menyatakan kesiapannya mendampingi sekolah-sekolah di Kota Makassar, dalam mewujudkan transformasi digital melalui program Google Reference School.

Program ini akan dimulai dari proses nominasi sekolah oleh Wali Kota dan Dinas Pendidikan setempat.

"Kami akan melakukan peninjauan langsung ke sekolah-sekolah yang ditentukan. Langkah awalnya adalah pendataan dan pemetaan, termasuk melihat apakah guru-guru di sekolah tersebut telah memiliki sertifikasi Google," ujar Edward.

Sertifikasi Google menjadi salah satu syarat penting dalam program ini, sebagai bukti kecakapan guru dalam mengoperasikan perangkat digital untuk pembelajaran. 

Program pelatihan akan dimulai dari level dasar atau Level 0 (foundation level) secara daring. Dari hasil pelatihan ini, hanya guru-guru yang memenuhi kriteria akan direkomendasikan untuk mengikuti sertifikasi Level 1 yang bersifat internasional.

"Pelatihan ini bukan hanya formalitas. Kami ingin memastikan perangkat yang diberikan nantinya benar-benar digunakan secara efektif oleh tenaga pengajar," lanjut Edward.

Selain kesiapan sumber daya manusia, Google juga akan melakukan pemetaan infrastruktur, terutama terkait jumlah dan kesiapan perangkat komputer (Chromebook) di sekolah. Data ini akan menjadi dasar untuk menentukan bantuan yang diperlukan dari pihak Google.

Setelah semua parameter dipenuhi, termasuk pelatihan dan kesiapan perangkat, sekolah akan mengisi formulir resmi untuk mengikuti proses seleksi. 

Proses ini mencakup wawancara, pengumpulan portofolio praktik baik, dan pendampingan lanjutan. Sekolah yang lolos seleksi akan menyandang status sebagai Kandidat Sekolah Rujukan Google. 

Target akhir dari program ini adalah menjadikan sekolah-sekolah tersebut sebagai Google Reference School, yaitu program global yang hanya diberikan kepada sekolah-sekolah yang berhasil mengintegrasikan teknologi Google secara menyeluruh dan berkelanjutan.

"Kami ingin program ini berjalan dengan terarah, berdampak, dan sukses menjadikan sekolah-sekolah di Sulawesi sebagai pionir transformasi digital pendidikan di Indonesia," tutup Edward. (*)

 

Berita Terkini