TRIBUN-TIMUR.COM - Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) ditetapkan tersangka sindikat uang palsu UIN Alauddin Makassar.
Peran pengusaha Makassar dalam kasus uang palsu sangat vital.
Ia disebut sebagai donatur pembuatan uang palsu di UIN.
Kapolres Gowa, AKBP Rheonald Simanjuntak tidak menjelaskan secara detail mengenai peran Annar dalam kasus ini.
Ia hanya menyebutkan bahwa Annar yang membujuk Andi Ibrahim agar menjadikan perpustakaan kampus UIN Alauddin sebagai tempat pencetakan uang palsu.
Annar juga mengiming-imingi mantan kepala perpustakaan UIN Alauddin itu dengan keuntungan besar jika mencetak uang palsu.
"Nanti Senin dirilis (peran Annar) oleh Pak Kapolda Sulsel," kata Rheonald, Minggu (29/12/2024).
Diketahui, Andi Ibrahim adalah mantan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar.
Ia lebih dulu ditetapkan tersangka bersama 16 orang lainnya dan ditahan di Mapolres Gowa.
Baca juga: Perjalanan Annar Sampetoding di Kasus Uang Palsu UIN, Danai Mesin Cetak hingga Syok Jadi Tersangka
Andi Ibrahim jugalah yang nekat memasukkan mesin cetak uang palsu seharga Rp 600 juta ke Perpustakaan Syekh Yusuf Kampus II UIN Alauddin Makassar, Jl Yasin Limpo, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Aksi nekat sang doktor UIN Alauddin ini dipicu dua ambisi besar.
"Khilaf. Katanya ingin mendapatkan uang dalam jumlah besar secara instan," kata AKBP Reonald.
Selain itu, uang tersebut juga disalahgunakan Andi Ibrahim untuk mendukung ambisi politik yakni menjadi calon bupati Barru.
Butuh Dana, Niat Maju Pilkada
Diberitakan Tribun-Timur.com sebelumnya, Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) mengatakan tersangka pembuat dan pengedar uang palsu yang juga Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Dr Andi Ibrahim, pernah hendak maju di Pilkada Barru 2024.