Uang Palsu di UIN

Uang Palsu Diproduksi di Kampus UIN Alauddin buat Pilkada

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolres Gowa, AKBP AKBP Reonald Truly Sohumuntal Simanjuntak memperlihatkan proposal Pilkada yang dibuat Andi Ibrahim untuk maju bertarung di Pilkada Barru 2024, dalam konferensi pers di Mapolres Gowa, Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulsel, Kamis (19/12/2024).

TRIBUN-TIMUR.COM - Uang palsu yang diproduksi di Perpustakaan Kampus UIN Alauddin di Samata, Kabupaten Gowa, Sulsel, ternyata disiapkan buat dipakai di Pilkada.

Salah seorang tersangka, Kepala UPT Perpustakaan UIN Alauddin periode 2023-2027, Andi Ibrahim pernah berniat mencalonkan diri sebagai Bupati Barru.

"Cukup menarik ya. Jadi tersangka ini mengajukan proposal pendanaan Pilkada di Barru, tapi nggak jadi," kata Kapolda Sulsel, Irjen Yudhiawan Wibisono dalam konferensi pers di Mapolres Gowa, Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulsel, Kamis (19/12/2024).

Ibrahim gagal mencalonkan diri di Pilkada Barru karena tak mendapatkan dukungan dari partai.

Dalam konferensi pers, Kapolres Gowa  AKBP Reonald Truly Sohumuntal Simanjuntak sempat memperlihatkan proposal Pilkada yang dibuat Ibrahim.

Tampak di proposal itu terdapat foto wajah Ibrahim.

Uang palsu yang dibuat Ibrahim Cs pun bahkan disebutkan akan digunakan di Pilkada Barru.

Adanya percetakan uang palsu di dalam kampus terungkap saat salah seorang pelaku ditangkap di wilayah Kecamatan Pallangga, Gowa.

Pelaku disebut bertransaksi dengan uang palsu sebesar Rp 500 ribu emisi terbaru.

"Awalnya di Pallangga. itu yang Rp 500 ribu transaksi dengan menggunakan uang palsu," kata Kapolres Gowa, Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Senin (16/12/2024) malam.

Baca juga: Waspada! Pelaku Pengedar Uang Palsu Masih Berkeliaran, 17 Sudah Ditangkap

Dari penangkapan pelaku itu, polisi melakukan serangkaian penyelidikan dan pengembangan. 

Alhasil, polisi mengungkap sejumlah barang bukti di kampus II UIN Alauddin Makassar Jl HM Yasin Limpo, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulsel.

Di situ, polisi menyita beberapa barang bukti berupa uang palsu dan mesin cetak uang palsu.

"Kita kembangkan, sehingga kami temukan sejumlah Rp 446.700.000 (uang palsu)," kata AKBP Reonald Simanjuntak.

"Barang bukti yang kami temukan di salah satu kampus di Gowa," ujarnya.

Uang palsu tersebut, lanjut Reonald, dalam pecahan Rp 100 ribu. 

"Pecahan uang palsu Rp 100 ribu. Barang bukti lainnya masih ada," kata Ronald.

Baca juga: Tersangka Kasus Pabrik Uang Palsu UIN Alauddin Bertambah Jadi 17 Orang, 2 Pegawai Bank Pelat Merah

"Jadi sabar, mudah-mudahan dalam waktu  singkat ini kami rilis kembali. Dan ini akan dirilis oleh Kapolda Sulsel langsung," jelasnya.

Pengungkapan pabrik dan peredaran uang palsu ini disebut pada awal Desember 2024.

Perkara ini terungkap atas tim super gabungan dibentuk.

"Kami melakukan berdasarkan join Investigation. Penyidikan ini menggunakan teknologi atau scientific investigation," ucapnya.

Tim melibatkan labfor, bank BI, BRI, BNI  dan bantuan dari rektor UIN Alauddin Makassar.

"Ternyata alat dan barang bukti yang kami dapatkan di dalam kampus salah satu universitas ternama di Gowa," jelasnya.

Ada 100 jenis barang bukti disita, termasuk mesin pencetak uang palsu tersebut.

Selain barang bukti, pihak kepolisian juga mengamankan terduga pelaku Kepala perpustakaan dan satu staf UIN Alauddin Makassar.

Berdasarkan keterangan polisi, uang palsu yang sempat dicetak di kampus UIN Alauddin, berkisar Rp2 miliar.

Sebagian uang itu telah disebarkan ke daerah, di antaranya, Gowa, Mamuju (Sulbar), dan Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Selebihnya, Rp 446 juta berhasil disita dari lokasi yang diduga sebagai tempat percetakan.

Uang palsu itu ini dalam penguasaan Polres Gowa. 

Ibrahim disebut menjadi otak di balik pencetakan uang palsu ini.(*)

Berita Terkini