"Jika klaim MRR benar, pertanyaannya, di mana letak penurunannya?," sambungnya.
Asri melanjutkan, saat Danny Pomanto kembali di periode kedua bersama Fatmawati Rusdi pada 2021, ekonomi Makassar bahkan menunjukkan peningkatan, mulai dari 4,47 persen (2021), 5,40 persen (2022), hingga 5,31 persen (2023).
Sebagai catatan, saat ekonomi Makassar menurun drastis di tahun 2020 akibat pandemi, Danny Pomanto dianggap sudah tidak menjabat sebagai Wali Kota Makassar.
Kendali sementara pemerintahan kota Makasssar dipegang oleh pemerintah Provinsi Sulsel.
4. MRR Klaim Ekonomi Sulsel Meningkat di Era Andi Sudirman
MRR mengklaim ekonomi Sulsel melesat di era Andi Sudirman.
Namun, ini sepertinya melupakan kenyataan bahwa Andi Sudirman sudah dilantik bersama Nurdin Abdullah sejak 2018.
"Bahkan, pertumbuhan ekonomi Sulsel terus menurun sejak 2017: dari 7,21 % menjadi 7,04 % (2018), 6,91 % (2019), hingga turun drastis di angka negatif -0,71 % pada 2020 karena pandemi," kata Asri Tadda.
Setelah 2021, memang pertumbuhan ekonomi Sulsel mulai positif (4,64 persen).
Tapi perlu diingat, pertumbuhan positif ini diduga kuat bagian dari pemulihan pasca-pandemi, bukan pencapaian mutlak dari kebijakan Andi Sudirman.
Terbukti pada tahun 2023, ekonomi Sulsel dibawah kepemimpinan Andi Sudirman justru menurun ke posisi 4,51 persen.
Perlu ditegaskan, bahwa kontribusi Makassar dalam trend pertumbuhan ekonomi Sulsel, sangat signifikan.
Sekitar 36-39 persen, PDRB Sulsel ditopang oleh Kota Makassar.
"Kalau tak ada Makassar, ekonomi Sulsel bakal terbenam jauh ke dasar. Apalagi jika kinerja Gubernurnya amburadul, bukan padat karya tetapi padat utang," jelas Asri.
"Tambahan untuk MRR, Andi Sudirman saat menjadi gubernur tidak pernah pertumbuhan ekonomi Sulsel mencapai angka 8 persen untuk periode tahunan," tambahnya.