"Jadi itu produk baru yang ada notifikasinya, ada notif dari pabrik."
Baca juga: Skincare Fenny Frans Positif Merkuri dan Raksa, Kok Bisa Lolos BPOM?
Fenny merasa ditipu oleh hasil olahan dari pabrik PT R tersebut, sebab pabrik maklon itu sebelumnya menjamin keamanan produk dengan notifikasi BPOM.
"Saya merasa dibohongi, karena mereka mengaku produk ini aman dan ber-BPOM," ungkap Fenny Frans.
Selain itu, Fenny menjelaskan bahwa ia menyerahkan sampel produk Night Cream dan Day Cream ke Polda Sulsel untuk memastikan keamanannya sebelum dipasarkan.
Total ada 23 item produk yang diserahkan ke Polda Sulsel untuk diuji laboratorium, dan hanya krim malam dan krim siang yang dianggap berbahaya.
"Jadi, saya secara sadar menyerahkan untuk dicek laboratorium kepada pihak kepolisian," jelasnya.
Fenny juga mengaku bersyukur dengan hasil uji laboratorium yang dilakukan BPOM Makassar dan Polda Sulsel sebelum produk tersebut dipasarkan. Sebab, jika tidak, produk berbahaya itu bisa saja sudah beredar luas di pasaran.
"Tapi ada bagusnya juga saya menyerahkan (ke Polda Sulsel dan BPOM), karena kalau saya tidak menyerahkan berarti saya tidak tahu (produk itu mengandung merkuri atau tidak)," jelasnya.
Ia pun menyatakan akan tetap bersikap kooperatif jika nantinya dimintai keterangan lebih lanjut oleh Polda Sulsel.
Baca juga: Apa Ganjaran Bos Skincare Makassar Tega Jual Produk Beracun? Kapolda Sulsel Janji Bakal Hukum
Penjelasan Kepala BPOM Makassar
Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Makassar, Hariani, menjelaskan secara rinci hasil uji laboratorium produk kosmetik berbahaya yang dirilis Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditkrimsus) Polda Sulsel.
Rilis skincare berbahaya tersebut dipimpin oleh Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Jumat (8/11/2024) siang.
Hariani menjelaskan bahwa produk kosmetik yang diuji laboratorium itu merupakan skincare yang diamankan Ditreskrimsus Polda Sulsel.
"Kami melakukan pengujian laboratorium pada 66 sampel produk dan 1 obat tradisional atau obat bahan alami," kata Hariani.
"Dengan hasil, ini dilakukan uji secara laboratorium, jadi tidak ada kira-kira, data selalu berdasarkan uji lab," jelasnya.