Pernyataan ini disampaikan AHY saat menyerahkan surat rekomendasi kepada pasangan tersebut di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Jumat (19/7/2024) malam.
Andi Sudirman dan Fatmawati Rusdi hadir langsung untuk menerima surat rekomendasi tersebut.
Mereka didampingi oleh Ketua Demokrat Sulsel Ni'matullah, Wakil Ketua Demokrat Sulsel Emil Salim P Kulle dan sejumlah kader lainnya.
Dalam kesempatan itu, AHY memuji rekam jejak Andi Sudirman sebagai eks Gubernur Sulsel.
Adik Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman itu dinilai telah menghadirkan berbagai kemajuan progresif bagi Sulawesi Selatan.
"Andi Sudirman telah memberikan berbagai kemajuan signifikan bagi Provinsi Sulsel," ujar AHY.
Tak hanya itu, AHY juga memuji sosok Fatmawati Rusdi sebagai seorang tokoh politisi perempuan yang berpengalaman.
"Didampingi oleh seorang tokoh politisi perempuan yang pernah menjadi wakil walikota Makassar, kemudian menjadi anggota DPR RI terpilih, kini Fatmawati Rusdi menjadi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulsel," tambahnya.
AHY pun meyakini Andi Sudirman-Fatmawati akan menjadi pasangan yang ideal.
"Dan mudah-mudahan kita bisa menang dalam perjuangan ini. Saya hanya berharap Partai Demokrat dapat berperan dengan baik, baik dalam perjuangannya maupun nanti, insya Allah, jika menang dan terpilih. Demokrat juga bisa berkontribusi nyata dalam pemerintahan provinsi Sulsel," pungkas AHY.
Survei Cagub
Berdasarkan hasil survei Katadata Insight Center (KIC) yang dirilis Juni 2024 lalu, nama Andi Sudirman Sulaiman berada di peringkat paling atas. Adik kandung Menteri Pertanian Amran Sulaiman tersebut memiliki tingkat elektabilitas hingga 23 persen.
Disusul Ketua DPW Partai NasDem Sulsel Rusdi Masse Mappasessu (11,8 persen), Adnan Purichta (11,1 persen), Andi Amran Sulaiman (10,0 persen), Indah Putri Indriani (7,4 persen), Mohammad Ramdhan Pomanto (6,3 persen), IAS (6.1 persen), dan Andi Iwan Darmawan Aras (3,0 persen).
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Prof Sukri Tamma memperkirakan Pilgub Sulsel berpotensi tiga poros.
Hal itu akan terjadi jika tidak ada pasangan calon (paslon) yang memborong partai untuk membentuk koalisi gemuk.