Tribun HIS

Perjuangan Pantarlih Lutfiah Adelia, Rela PP Amali-Bone 47,8 Km Demi Coklit Data Pemilih

Penulis: Wahdaniar
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lutfiah Adelia, pantarlih asal Kecamatan Amali, Desa Larompong, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

TRIBUN-TIMUR.COM - Proses pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih punya banyak cerita.

Seperti dialami petugas pemutakhiran data pemilih (Pantarlih) di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Lutfiah Adelia pantarlih asal Kecamatan Amali, Desa Larompong punya cerita menarik saat melaksanakan tugasnya.

Coklit data pemilih bukan hal baru bagi Lutfiah Adelia.

Ia sudah dua kali jadi pantarlih.

Menjadi petugas pantarlih memang merupakan impiannya.

"Waktu pileg itu sudah jadi Pantarlih dan ini pemilihan kepala daerah Alhamdulillah diterima lagi menjadi pantarlih," ujarnya, Rabu (10/7/2024). 

Ia juga bercerita soal tantangannya mencatat dan mencocokkan data pemilih.

Baca juga: Demi Coklit, Pantarlih Bonto-Bonto Illa Tak Gentar Hadapi Medan Terjal dan Licin untuk 400 Pemilih

"Kan di Kecamatan Amali itu kebanyakan warga pelihara anjing. Dan pada saat kami datang ke rumahnya kadang itu anjingnya mengejar," ungkapnya.

Yang tak kalah seru, demi menyukseskan Pilkada 2024, ia rela menempuh peralanan 47,8 km setiap harinya.

Maklum, Lutfiah saat ini sedang kuliah.

Sehingga ia harus bolak-balik Amali-Bone.

"Kan saya juga masih kuliah UNIM Bone semester IV jadi saya PP Amali-Bone untuk menyukseskan Pilkada," ujarnya. 

Ia mengaku harus pintar-pintar membagi waktu antara kerja dan kuliah.

"Misalnya kalau Senin sampai Jumat saya masuk kuliah itu sampai jam 2 siang, lepas kuliah saya pulang dan jam 3 sore sampai jam 5 itu saya melakukan pencoklitan," ujarnya. 

Halaman
12

Berita Terkini