TRIBUN-TIMUR.COM - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) diprediksi tak akan mengusung Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta.
Analis Politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam mengatakan, PDIP sama saja bunuh diri jika memaksakan diri mengusung Anies Baswedan.
Ada beberapa pertimbangan PDIP tak akan mengusung Anies di Pilgub DKI Jakarta.
Seperti PDIP punya kader sendiri diusung di Pilgub DKI Jakarta yaitu Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
PDIP mengusung Ahok Pilgub DKI Jakarta 2017.
Baca juga: Duet Anies - Kaesang Sulit Terwujud di Pilgub DKI Jakarta, Anak Presiden Jokowi Ungkap Penyebabnya
Hasilnya Anies Baswedan memenangkan Pilkada 2017 melawan Ahok.
PDIP kemudian rutin mengkritik selaku oposisi Anies dengan perolehan kursi terbanyak di DPRD DKI Jakarta.
Alasan lainnya yaitu PDIP punya perbedaan ideologis dengan Anies Baswedan.
"Bagi sebagian orang PDIP, itu (mengusung Anies) dianggap political suicide karena itu akan mendegradasi cara pandang yang dibangun PDI-P selama ini, terutama setelah pertarungan Ahok dan Anies," kata Umam, Sabtu (22/6/2024).
"Ada basis perbedaan ideologi yang sangat berbeda. Basis perbedaannya cukup tebal. Kalau terjadi peleburan itu akan terjadi koreksi tersebut PDIP itu sendiri," jelasnya.
Umam menegaskan, basis konsolidasi kekuatan PDIP sejak Pemilu 2014 hingga 2024 lalu relatif terawat dengan baik karena faktor sentimen ideologis.
Ia meyakini, internal PDIP menghitung betul semua konsekuensi yang mungkin timbul seandainya mengusung Anies pada Pilkada Jakarta 2024.
"Karena basis kekuatan itu yang selama ini dijaga dengan cara pandang, dengan paradigma nasionalisme yang tertata," ungkap Umam.
"Barangkali elite memiliki kalkulasi lain sehingga menjadi satu, maka salah satu ancaman yang berpotensi terjadi adalah merapuhnya basis loyal pemilih masing-masing," kata dia.
Sebelumnya, DPD PDIP resmi mengajukan nama Anies Baswedan sebagai salah satu dari nama-nama yang diusulkan maju Pilkada Jakarta 2024.