Pilgub Jakarta 2024

Diam-diam Anies dan PKS Bentuk Tim Pemenangan Pilgub Jakarta 2024, 5 Anak Buah Prabowo Siap Melawan!

Editor: Alfian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anies Baswedan mendapat dukungan DPW PKS Jakarta maju Pilgub Jakarta 2024.

Kemudian, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, mengeklaim partainya menerima aspirasi untuk menduetkan Budi dengan Kaesang Pangarep sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.

Aspirasi itu dituangkan dalam poster yang menggambarkan Budi dan Kaesang akan berduet pada Pilkada Jakarta 2024.

"Terkait poster Pak Budi Djiwandono dengan Mas Kaesang ya, saya pikir itu sebagai bentuk penyampaian adanya aspirasi masyarakat kepada kami," ucap Habiburokhman saat dimintai konfirmasi Kompas.com, Kamis (30/5/2024).

Nasdem Berkeras Usung Anies

Partai NasDem DKI Jakarta bersikeras mengusung Anies Baswedan di pemilhan Gubernur Jakarta 2024.

Nasdem yakin kekalahan Anies Baswedan saat bertarung dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2024, tak mempengaruhi pertarungan di Pilkada Jakarta 2024.

Partai besutan Surya Paloh ini tetap berkeyakinan Anies menang Pilkada Jakarta November 2024 mendatang.

Anies Baswedan dinilai memiliki kans untuk kembali menjadi kepala daerah di Jakarta.

NasDem menolak stigma tentang Anies akan downgrade atau turun peringkat dari Capres menjadi Cagub.

Alasannya, sosok Anies Baswedan masih dibutuhkan di Jakarta.

Kehadiran Anies diyakini mampu merampungkan permasalahan sosial yang belum tuntas dikerjakan.

Mulai dari penataan angkutan umum yang saling berintegrasi, kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.

Berikut lanjutan wawancara Wibi Andrino dengan Manager Online Warta Kota, Dr Suprapto di StudioTribun Network, Jakarta Pusat pada Selasa (21/5/2024) lalu :

Siapa sosok yang akan diusung saat Pilkada Jakarta 2024?

Saya rasa masyarakat Jakarta sudah tahu lah karena ini kan bukan hal yang baru pertama kali saya sampaikan, bahwa saya ceritakan ihwal daripada Pilkada Jakarta.

Bagaimana kami juga mempunyai kader-kader, ada Bang Ahmad Saroni Gubernur Tanjungpriok dia sudah jadi gubernur tapi di daerah Tanjungpriok, ada anggota parlemen kami, Mbak Okky Asokawati, sempat nama saya juga disampaikan.

Tapi dalam hal mengerucut perjalanan itu pada saat masa Pilpres, ketika Pilpres selesai kami kembali bahwasanya berkontemplasilah, melihat bagaimana suara daripada akar rumput kita ternyata menginginkan kembali Mr. Anies Rasyid Baswedan untuk kembali ke Jakarta

Bagi kami Nasdem Jakarta, he is still the best (dia tetap yang terbaik), dan tugas dia juga belum selesai karena beliau masih satu periode.

Konstitusi membuka kepada Pak Anies untuk call of duty (panggilan tugas) kembali ke Jakarta, menyelesaikan yang mungkin belum selesai.

Dengan sebanyak hal-hal item-item masalah yang tadi mungkin kita bahas di awal. Jadi bagi saya dan bagi kami Nasdem Jakarta serius kembali mengusung Bapak Anies Baswedan.

Apakah sosok Anies mampu menyelesaikan persoalan transportasi, kesejahteraan sosial, ekonomi dan sebagainya di Jakarta?

Rekam jejaknya bisa kita uji, Anda lihat pedestrian, jalur sepeda, MRT Jakarta, JakLingko, Kartu Lansia Jakarta (KLJ), itu kan rekam jejak yang nggak bisa kita abaikan, dan ini yang dikerjakan.

Ini harus diteruskan, jangan sampai pertumbuhan jalur sepeda kita stagnan, pedestrian kita stagnan, transportasi kita tidak terkoneksi, akhirnya orang lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi.

Sekarang ada jualan mobil listrik, ayo gunakan mobil listrik untuk menekan polusi, padahal sama juga dan macet juga di mana-mana, Pak Anies selalu mengatakan, solusinya ya transportasi publik.

Bagaimana jika di internal NasDem justru menginginkan kader sendiri, bukan sosok Anies yang dianggap memiliki elektabilitas?

Kalau Anda ingat tidak ada satupun kalimat yang disampaikan oleh Pak Surya itu bahwa dalam setiap Pilkada maupun Pilpres harus kader NasDem.

Itu harus kita underline (garis bawahi) and bold (dan tebalkan), tidak pernah.

Siapapun itu, yang terbaik kami akan dukung, nah ukuran yang terbaik itu kan pasti selalu ada, dan untuk Jakarta kami di NasDem Jakarta masih yakin Pak Anies yang terbaik.

Perolehan suara NasDem di DPRD DKI Jakarta hanya 8,99 persen atau 11 kursi, sedangkan syarat formal untuk mengusung sendiri Bacagub Jakarta adalah 20 persen atau 22 kursi. Bagaimana NasDem akan membangun koalisi untuk mendukung Anies?

Kami colek bestie kami dulu, kan ada PKS dan PKB. Tapi saya rasa bestie kami mau juga, mereka memiliki kesepahaman tentang ini, tinggal kita lihat pendampingnya siapa.

Siapa figur yang paling pas mendampingi Anies Baswedan saat Pilkada Jakarta 2024?

Karena NasDem sudah terasosiasikan kental dengan Mr Anies, saya rasa ada baiknya ini dibicarakan oleh teman-teman koalisi.

Kalau kita ngomong dari rentetan Pilpres, kan sudah dapat tuh PKB (Cawapres), yah mungkin nanti dari PKS.

Anda sendiri tidak berminat untuk mendampingi Anies Baswedan di Pilkada Jakarta?

Saya merasa butuh waktu untuk lebih berproses di DPRD, kalau pun ke depan seperti apa, tapi tidak sekarang.

Yah mungkin figur lain.

Untuk calonnya, saya kira ada tiga ya, ini dari imajinasi saya saja, mungkin ada satu independen kan.

Bagaimana Anda mendorong Anies Baswedan untuk bisa mendapatkan suara 50 persen+1 persen sehingga Pilkada hanya berlangsung satu putaran?

Ini pembicaraan sudah konteks pemenangan padahal itu yang bersangkutan juga belum memutuskan.

Jadi masih sangat jauh yah, tapi kita lihat lah.

Kita kan nggak bisa analisis terlalu jauh dulu ya tapi bila pun itu terjadi ya pasti banyak variabel yang kami kerjakan.

Saya komunikasi intens dengan beliau saya 'memaksa' beliau untuk kembali.

'Ini Bapak lihat masalah ini, Bapak lihat masalah ini'.

Kata dia, 'Tunggu Wibi, rehat dulu sampai halal bihalal Timnas' (AMIN), beliau sampaikan kasih waktu sejenak.

Tapi waktu itu hadapan warga Kampung Jaringan Rakyat Miskin Kota di Muara Baru, Jakarta Utara, Minggu (19/5/2024), dia sudah ada gestur ingin menjawab.

Nah ini kan sudah sinyal-sinyal dan kami tangkap sinyal positif, bahwa beliau memang mau.

Mungkin dalam waktu yang tidak terlalu lama, tapi saya tidak tahu ya tapi saya harapkan seperti itu.

Kenapa Anda menggunakan frasa 'memaksa' Pak Anies?

Saya meminta lebih tepatnya, karena dia bukan kader NasDem kan.

Saya memang meminta beberapa kali kepada beliau untuk maju lagi, tapi mungkin waktu itu kan fasenya baru selesai Pilpres, banyak hal yang mungkin butuh beliau turunkan dulu tensinya.

Proses ini agak panjang, melelahkan gugatan di MK dan hasilnya beliau juga menerima dan mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih Pak Prabowo dan Mas Gibran, bahwa fase etape Pilpres telah usai.

Timnas AMIN juga sudah dibubarkan secara official, ya pada saat itu mungkin dia akan call of duty, ada panggilan nggak untuk saya? 

Besarnya Pengaruh Anies dan Politik Surya Paloh

Meski pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) yang diusungnya kalah bertarung, tapi suara Partai NasDem saat ajang Pemilihan Legislatif (Pileg) justru meroket.

Pada Pileg 2019 lalu, NasDem hanya memperoleh 309.790 suara dengan tujuh kursi, kini pada Pileg 2024 bertambah menjadi 545.235 suara dengan 11 kursi.

Dengan perolehan kursi ini, NasDem menempati urutan keempat di Parlemen Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Artinya NasDem berhak menempatkan kadernya terpilih sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.

Ketua DPW Partai NasDem DKI Jakarta Wibi Andrino berbicara soal meroketnya perolehan kursi partai besutan Surya Paloh, yang tak lain adalah pamannya sendiri.

Wibi yang juga caleg incubment ini mengungkap sosok yang kemungkinan menempati kursi pimpinan di Parlemen Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Namun pada umumnya, kursi pimpinan dewan akan diisi oleh kader yang menjadi pengurus partai di tingkat wilayah setempat, mulai dari Ketua, Sekretaris hingga Bendahara.

Jika menilik lebih jauh, Wibi berpotensi menjadi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.

Kepada Manager Online Warta Kota, Dr Suprapto, Wibi menjelaskan mekanisme penentuan kursi pimpinan DPRD DKI Jakarta di NasDem.(*)

Berita Terkini