Oleh: Firdaus Muhammad
Pembina Pesantren An-Nahdlah, Dosen UIN Alauddin dan Pengurus MUI Sulsel Menjelang pelaksanaan Musyawarah Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan, Mei 2024 ini, sejatinya mengenang sejumah tokoh NU Sulsel diantaranya Anregurutta Haji (AGH)
Mustari (1917-1982).
Beliau adalah saudara kandung AGH. Muh. Ramli salah seorang muassis NU Sulsel.
Menurut Sayyid Abdul Rahim Assegaf Puang Makka saat mendampingi beliau dalam muktamar NU, masuk dalam Komisi Bathsul Masail.
Menjelang pembahasan masalah-masalah keagamaan di lingkungan NU itu. AGH. Mustari memintanya menyiapkan kertas.
Sesudah Isya hingga menjelang shubuh menulis tangan sebanyak 12 halaman pandangannya berikut rujukan dan halamannya.
Keesokannya, AGH. Mustari presentasi yang kemudian mengundang kekaguman ulama-ulama NU di Jawa.
Tidak terkecuali KH. Bisri Syansuri, kakek Gus Dur dari jalur ibu itu turut memujinya.
Kemudian beliau diberitahukan kalau AGH. Mustari adalah saudara kandung AGH. Muh. Ramli, salah seorang pendiri NU Sulsel. KH. Bisri Syansuripun semakin yakin karena lebih awal mengenal keulamaan AGH. Muh Ramli.
Demikian diceritakan AGH. Puang Makka beberapa waktu.
AGH. Mustari merupakan ulama kharismatik Sulsel kelahiran Bone tahun 1917.
Beliau bersama saudara-saudaranya yang kelak menjadi ulama besar, yakni AGH. Muh. Ramli dan AGH. Busthami, tetapi lain ibu, menempuh pendidikan agama di Bone dengan mengaji kitab kuning.
Berbekal ilmu dari orang tua dan para gurunya, AGH. Muh. Mustari menimbah ilmu kepada Hadratus Syekh AGH. Muh. As’ad di Sengkang.
Kemudian kecintaan AGH. Muh. Mustari pada ilmu dan semangat untuk memperdalam pemahamannya tentang Islam, kelak diwujudkan dengan hijrah dan mukim untuk mengaji kitab pada sejumlah ulama di Mekkah.
Diantara gurunya, As-Syekh Makkah dengan mendalami berbagai disiplin ilmu keislaman, terutama fiqhi.