Jika semua ini terjadi, maka tentu perpolitikan di Sulsel akan menjadi berwarna dan tidak hanya dominasi laki-laki.
Sekaligus menepis stigma, bahwa perempuan Sulsel yang berkiprah di kancah politik – hanya karena mendapat fasilitas primordial (khususnya nepotisme).
Tentu juga R.A. Kartini, akan bangga karena perempuan di Sulsel makin teruji kapasitas dan kompetensinya dalam politik. Semoga !!!!!(*)