Pilgub Sulbar 2024

Aras Tammauni Tak Aman di Pilgub Sulbar, Prof Husain Syam dan Hamzah Hapati Calon Kuat Golkar

Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Golkar Sulbar HM Aras Tammauni (tengah) belum aman, Rektor UNM Prof Husain Syam (kiri) dan politisi senior Partai Golkar Hamzah Hapati Hasan (kanan) berpotensi gunakan partai tersebut di Pilgub Sulbar 2024. Ketiganya telah mendapat surat tugas dari partai beringin.

Husain Syam bahkan telah menyiapkan nama yang akan menjadi pasangannya di Pilkada Sulbar 2024. Ia mengincar Arwan M Aras sebagai calon wakilnya dalam pertarungan politik mendatang.

"Sudah ada juga (sosok balon wagub), anaknya Bupati Mateng, Arwan," kata Prof Husain Syam ditemui di Hall Pascasarjana UNM, Minggu, (31/3/2024) sore.

Arwan Aras merupakan putra mahkota Bupati Mamuju Tengah (Mateng) Sulbar, Aras Tammauni.

Sebelumnya berstatus sebagai anggota DPR RI Dapil Sulbar, namun menjelang pemilu Arwan Aras memutuskan untuk mundur.

Dia bahkan hengkang sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan memilih bergabung ke Partai Golkar.

Setelah direkrut Partai Golkar, Arwan Aras langsung dimandatkan sebagai Ketua Bappilu Golkar Sulbar.

Kehadiran Arwan Aras sebagai potensi calon wakil gubernur mengisyaratkan adanya kolaborasi politik yang menarik di balik persiapan Prof Husain Syam.

Keputusannya maju bertarung sebagai Calon Gubernur Sulbar didasari membawa perubahan positif bagi masyarakat Sulbar.

Prof Husain Syam Dirundung Masalah Baru

Pembelaan UNM soal dugaan pungutan liar (pungli) saat proses rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

Kasus dugaan pungli tersebut menyeret nama Rektor UNM, Prof Husain Syam. Laporan dugaan pungli rekrutmen CPNS tersebut sementara ditangani oleh Polda Sulsel.

Prof Husain telah diperiksa Subdit Tipikor Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sulsel.

Ketua Satuan Pengawas Internal UNM Prof Jamaluddin menegaskan kasus tersebut tidak memiliki dasar kuat.

Bahkan, kasus ini lebih cenderung fitnah oknum tertentu untuk merusak citra UNM.

Menurut Prof Jamaluddin, kasus ini diduga sengaja dimunculkan pihak-pihak tertentu menjelang pemilihan Rektor UNM.

Halaman
1234

Berita Terkini