TRIBUN-TIMUR.COM - Isu koalisi Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo mencuat jelang Hari H pencoblosan Pilpres 2024.
Wacana bergabungnya kubu Anies Baswedan dengan Ganjar Pranowo berhembus kuat setelah keduanya makin kompak dan 'mesra' di berbagai kesempatan.
Terkait wacana koalisi ini, Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Adi Suryadi Culla menilai dalam dinamika politik, koalisi berbagai pihak bisa saja terbentuk.
Tergantung pada situasi dan strategi politik yang berkembang.
Saat ini, dengan adanya tiga paslon dalam pemilihan, kemungkinan terjadinya koalisi menjadi lebih terbuka.
"Sebagai contoh, kolaborasi antara paslon nomor 01 dan 03 bisa saja terjadi di putaran kedua," kata Adi Suryadi Culla dalam Podcast Ngobrol Spesial Pemilu 2024, Rabu (31/1/2024) lalu.
Meski begitu, kata dia, koalisi juga bergantung pada berbagai faktor dan dinamika politik yang ada.
Yang penting, masyarakat perlu tetap kritis dan rasional dalam memilih, tidak terjebak dalam fanatisme terhadap calon tertentu.
"Pertimbangkan dengan bijak program dan visi masing-masing calon, serta cermati kemungkinan perubahan afiliasi politik pasca-pemilu," kata koordinator Forum Dosen Sulsel ini.
Soal peluang terjadinya putaran kedua Pilpres 2024, perlu dilihat hasilnya.
Jika tidak ada calon yang mampu mencapai suara mayoritas, maka akan terjadi putaran kedua.
Namun, jika ada calon yang mendapatkan suara mayoritas di atas 50 persen, maka hanya akan ada satu putaran.
Kedua kemungkinan itu bisa saja terjadi.
Baca juga: Ahok Gabung ke Ganjar-Mahfud Untuk Cekal Koalisi 01 dan 03 di Pilpres Putaran Kedua? Ini Jawabannya
"Semua pihak harus siap menerima. Satu putaran atau dua putaran punya risiko. Punya plus minusnya masing-masing," tuturnya.
Yang terpenting, lanjut dia, adalah proses pemilu yang berintegritas.