Hasilnya, elektabilitas paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, unggul atas dua paslon lainnya.
Survei digelar pada 28 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024 dengan melibatkan 1.420 responden dari dari 38 provinsi. Para responden diambil secara acak sederhana.
Pengumpulan data survei dilakukan dengan metode telepon. Adapun margin of error survei +/- 2,6?ngan tingkat kepercayaan 95 persen.
Direktur Eksekutif LSN Gema Nusantara menyebut, berdasarkan survei itu, jika pilpres dilaksanakan hari ini, maka Prabowo-Gibran yang akan menang.
"Prabowo-Gibran 49,5 persen, Anies-Cak Imin 24,3 persen, dan pasangan Ganjar-Mahfud 20,5 persen. Sementara yang tidak menjawab 5,7 persen."
5. Survei Indonesia Politics Expert (IPE)
Indonesia Politics Expert (IPE) merilis hasil survei mengenai elektabilitas pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) periode Agustus hingga Desember 2023.
Direktur Riset dan Survey IPE Agustanto Suprayoghi mengungkapkan, berdasarkan hasil survei IPE pasangan capres-cawapres nomor urut 03 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menduduki peringkat pertama dibandingkan pasangan lain.
Hasil survei Agustus - September pasangan Ganjar-Mahfud mendapatkan persentase 30,45 persen.
Lalu pada survei November hasilnya naik 32,78 persen.
Dan pada Desember elektabilitas keduanya kembali naik menjadi 33,57 persen .
"Kenaikan elektabilitas 03 mempunyai relevansi yang cukup kuat dengan figur idaman capres-cawapres yang diinginkan masyarakat dekat dengan rakyat, bebas KKN jujur dipercaya," kata Agustanto, Selasa (2/1/2024).
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Ganjar Ungguli Anies dan Prabowo di Debat Capres Kedua
6. Lembaga Ide Cipta Research and Consulting (ICRC)
Lembaga Ide Cipta Research and Consulting (ICRC) merilis hasil survei terkait elektabilitas capres dan cawapres selama periode Desember 2023.
Hasilnya, paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD menempel paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ganjar-Mahfud berada di urutan kedua dengan capaian 29,1 persen, menempel Prabowo-Gibran di urutan pertama dengan hasil 39,4 persen.
Sementara paslon nomor urut 3 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) berada di urutan terakhir dengan perolehan 25,6 persen.
Kemudian yang belum memutuskan sebesar 4,4 persen, rahasia 1,0 persen dan tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 0,5 persen dengan total 5,9 persen.
Direktur Eksekutif ICRC Hadi Suprapto Rusli mengatakan jika Ganjar-Mahfud harus memperbesar perolehan suara di Provinsi Jawa Barat.
Hadi menambahkan Pilpres 2024 juga berpotensi dilakukan dalam dua putaran. Hal itu, berdasarkan data terbaru survei ICRC periode Desember 2023.
"Jika dilihat dari data survei ICRC terbaru ini, maka Pilpres 2024 masih diprediksikan akan terjadi dua putaran," ucap Hadi.
7. Survei PRC
Hasil survei terbaru Politika Research and Consulting (PRC) menunjukkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar berpotensi melaju ke putaran kedua Pilpres 2024.
Survei PRC yang dirilis pada Jumat (5/1/2024) menunjukkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD diprediksi keok di putaran pertama.
Survei yang dilakukan pada 20-27 Desember 2023 menunjukkan Prabowo-Gibran unggul dengan 42,4 persen.
Anies-Muhaimin berada di posisi kedua dengan 28,0 persen.
Sedangkan Ganjar-Mahfud di urutan terakhir dengan 21,8 persen.
Selain itu 5,0 persen responden memilih rahasia atau belum menentukan pilihan, dan 2,8 persen tidak tahu/tudak menjawab.
Survei ini dilakukan kepada 1.200 responden yang tersebar di 34 provinsi, dengan margin of error +/- 2,7 persen.
Direktur Eksekutif Politika Research and Consulting, Rio Prayogo, mengatakan Pilpres 2024 satu putaran hampir mustahil.
"Satu putaran rasanya akan sulit tercapai, maka yang akan terjadi akan ada dua putaran."
"Dan pasangan yang relatif bisa memenuhi syarat itu adalah pasangan 02 (Prabowo-Gibran) dan pasangan 01 (Anies-Muhaimin)," ujarnya, Jumat.
8. Survei LSI di Jawa Timur
Survei LSI menempatkan elektabilitas calon presiden dan wakil presiden Prabowo - Gibran sebagai yang tertinggi di Jawa Timur, unggul atas pasangan Anies - Cak Imin dan Ganjar- Mahfud.
Hasil Elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Jawa Timur berada di posisi pertama dengan perolehan suara sebesar 46,7 persen.
Dengan perolehan suara itu, Prabowo-Gibran mengungguli dua paslon lainnya yaitu paslon nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhamimin Iskandar (Cak Imin) serta paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang masing-masing memperoleh persentase sebanyak 16,2 persen dan 26,6 persen suara.
Hal itu terungkap dari hasil survei teranyar Lembaga Survei Indonesia (LSI) bertajuk “Peta Terkini Kompetisi Pemilu 2024 di Jawa Timur” yang dirilis secara virtual pada Jumat (5/1/2023).
“Prabowo Subianto-Gibran berada di urutan pertama untuk perolehan suara kalau pemilu presiden diadakan pada saat survei dilakukan, yaitu di angka 46,7 persen. Kemudian disusul dengan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 26,6 persen, dan pasangan Anies-Muhaimin Iskandar di angka 16,2 persen ,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dikutip dari Tribunnews
Djayadi mengungkap potensi adanya putaran kedua dalam Pilpres 2024.
Jika lanjut ke putaran kedua, kata Djayadi, dua paslon yang akan bersaing adalah Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud MD.
“Karena posisi Anies berada di angka 16,2 persen,” sambung Djayadi.
Lebih lanjut Djayadi mengatakan, sebagian besar masyarakat Jawa Timur (Jatim) yang puas dengan kinerja Joko Widodo (Jokowi), bakal memilih Prabowo-Gibran.
"Ada 82,7 persen pemilih yang menyatakan puas dengan kinerja Presiden Jokowi," ujarnya.
"Di antara yang menyatakan puas itu, hampir 50 persen mendukung Prabowo-Gibran. Jadi tidak lagi ke Ganjar Pranowo," sambungnya.
Adapun dalam kategori tersebut, hanya 28,6 persen warga Jatim yang puas dengan kinerja Jokowi dan memilih Ganjar-Mahfud.
Sementara 13,8 persen lainnya mendukung Anies-Muhaimin.
Selain itu, tingkat keterpilihan Prabowo-Gibran juga tinggi di kategori warga Jawa Timur yang memilih Jokowi-Ma'ruf pada pilpres periode sebelumnya.
Sebanyak 43,9 persen pendukung Jokowi di 2019 memilih paslon dari Koalisi Indonesia Maju. Kemudian 35,2 persen mendukung Ganjar-Mahfud, dan segelintir lainnya, yakni 14,4 persen lainnya memilih Anies-Muhaimin.
Sementara di basis pemilih Prabowo di 2019, pendukung Ketua Umum Partai Gerindra di Jawa Timur masih loyal pada pilihannya. Mayoritas pendukung Prabowo, yakni 66,3 persen tetap akan memilih Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.
Sementara dukungan untuk Anies-Muhaimin sebesar 23,3 persen , dan hanya 7,8 persen warga Jawa Timur pemilih Prabowo di 2019 akan memilih Ganjar-Mahfud.
"Pemilih Prabowo Subianto (di 2019) cukup solid mendukung kembali Prabowo Subianto di Jawa Timur," ucap Djayadi.
Secara keseluruhan di Jatim, bila pilpres diadakan pada saat survei dilakukan, maka pasangan Prabowo-Gibran Raka akan keluar sebagai pemenang dengan tingkat keterpilihan 46,7 persen.
Disusul Ganjar-Mahfud yang mendapat dukungan 26,6 persen , dan Anies-Imin di angka 16,2 persen.
Masih ada sekitar 10,4 persen pemilih yang belum memutuskan pilihannya atau tidak menjawab.
Untuk diketahui, Lembaga Survei Indonesia melakukan survei ini pada periode 16 sampai 28 Desember 2023 dengan total sampel sebanyak 8.800 responden di Provinsi Jawa Timur.
Ribuan responden tersebut diperoleh melalui teknik multistage random sampling dengan margin of error sebesar +/- 1,1?n tingkat kepercayaan di angka 95 persen .
9. Prediksi LSI Denny JA setelah Debat Capres Ketiga
Bagaimanakah elektabilitas para capres saat ini setelah debat yang ketiga di bulan Januari 2024?
Saya menonton dengan seksama debat yang lebih dari 2 jam antara Anies, Prabowo dan Ganjar, untuk tema-tema mengenai Hubungan Internasional, Pertahanan, Keamanan dan Geopolitik.
Sebelum menjawab ini kita lihat dulu posisi elektabilitas mereka sebelum Debat Capres yang ketiga, setidaknya dari dua lembaga.
Di ujung bulan Desember 2023, saya kutip data pertama dari LSI Denny JA.
Sebelum Debat Capres yang ketiga, dukungan kepada Prabowo- Gibran sebesar 43,3 persen.
Rangking ke- 2: Anies Baswedan dengan Muhaimin di angka 25,3 persen.
Lalu Ganjar - Mahfud di angka 22,9 persen.
Prabowo- Gibran unggul telak sekali.
Jarak dan selisih elektabilitas mereka lebih dari 17 persen dibandingkan dua kompetitornya.
Data kedua dari Lembaga CSIS. Di ujung Desember 2023, lembaga ini juga mengeluarkan hasil survei, dengan angka yang mirip-mirip sekali.
Dalam survei CSIS, Prabowo- Gibran 43,7 persen . Lalu Anies-Muhaimin 26,1 persen. Kemudian Ganjar - Mahfud: 19,4 persen.
Baik LSI Denny JA, ataupun CSIS, sama hasilnya. Prabowo- Gibran unggul telak di angka 43 persen lebih.
Sama juga hasilnya. Jarak antara Prabowo-Gibran dengan dua kompetitornya di atas 17 persen.
Mengapa antara LSI Denny JA dan CSIS hasilnya mirip? Dua lembaga ini sama sekali tak ada komunikasi mengenai elektabilitas capres, bahkan mengenai apapun.
Hasilnya mirip karena dua lembaga ini melakukan survei di momen yang sama, dengan metodologi yang SAH , yang sama.
Itulah hasil dari ilmu sosial yang unggul.
Jika sama metodologinya, dan sama juga momennya, maka hasilnya pun akan mirip-mirip.
LSI Denny JA juga mempunyai data lain yang penting.
Di samping tingkat elektabilitas pasangan, LSI Denny JA juga menyoroti variabel lain yang penting, yang membentuk elektabilitas individual.
Ini datanya. Prabowo sudah dikenal lebih dari 95 persen populasi. Ini tingkat pengenalan yang tinggi sekali, Premium.
Sementara Anies dan Ganjar dikenalnya masih di bawah 95 persen.
Tingkat kesukaan publik atas Prabowo juga di atas 80 persen. Ini juga angka favourability yang sangat tinggi sekali.
Sementara Anies dan Ganjar, yang suka padanya di bawah bahkan 75 persen.
Selama saya melakukan survei sejak Pilpres tahun 2004, sejak Pilpres yang pertama yang dipilih rakyat secara langsung, yang pernah masuk dalam kategori premium ini, dikenal di atas 95 persen disukai di atas 80 persen, baru bisa dicapai oleh dua orang saja.
Yaitu SBY di tahun 2009, ketika ia menang Pilpres satu putaran saja.
Dan Jokowi tahun 2018, ketika ia menang Pilpres untuk kedua kalinya.
Lalu bagaimana dengan pengaruh debat capres? Seberapa besar debat itu berpengaruh?
LSI Denny JA melakukan survei di bulan Desember 2023.
Saat itu, survei juga merekam perdebatan capres sebelumnya.
Ini mengulangi data 5 tahun yang lalu. Setiap pilpres, LSI Denny JA melakukan survei, yang juga berisi data soal debat capres.
Ternyata yang menonton debat itu sebanyak 47,5 persen dari populasi pemilih Indonesia. Tapi tak semua menonton penuh.
Ada yang menonton debat capres hanya satu menit saja, 5 menit saja, di bawah 10 menit.
Yang menonton debat secara penuh, dari awal hingga akhir, hanya 31 persen saja dari yang mengaku menonton debat capres.
Jika angkanya dikalikan, yang menonton debat capres secara Penuh hanya 14 sampai 15 persen saja dari populasi pemilih.
Lalu dari yang populasi yang menonton penuh debat presiden itu, seberapa banyak setelah menonton, mereka mengubah pilihan mereka?
Ini datanya. Ternyata hanya 22,2 persen saja yang mengubah pilihannya dari yang menonton debat secara penuh.
Karena yang menonton penuh itu hanya 14-15 persen saja, maka yang mengubah pilihannya setelah menonton debat hanya 2 persen sampai 3 persen saja.
Perubahan ini terjadi untuk semua kategori.
Yaitu dari yang memilih menjadi tak mau memilih.
Dan sebaliknya. Juga dari capres A, B, dan C, yang bertukar posisi memilih capres lain.
Setelah debat ini pun, tak banyak elektabilitas capres yang berubah. Kita bisa buat hipotesis.
Di awal Januari 2024, elektabilitas Prabowo- Gibran masih di kisaran 43 persen lebih.
Kini, pasangan Prabowo- Gibran hanya membutuhkan 7 persen saja tambahan suara untuk menang satu putaran.
Katakanlah jika Prabowo- Gibran gagal menang satu putaran, maka yang muncul di putaran kedua, satu tiket lagi akan diperebutkan oleh pasangan Anies atau pasangan Ganjar.
Tapi baik Anies ataupun Ganjar, mereka membutuhkan dukungan tambahan 8 persen sampai 10 persen lagi untuk lolos ke putaran kedua.
Ini situasi elektabilitas capres hari- hari ini, 36 hari menjelang hari pencoblosan.
Bagi Prabowo- Gibran untuk menang satu putaran saja, hanya butuh tambahan 7 persen.
Tapi untuk Anies atau Ganjar, untuk mereka masuk lolos ke putaran kedua, mereka membutuhkan persentasi yang lebih besar lagi : 8 persen Hingga 10 persen.
Tahun baru 2024 membawa kabar, Prabowo- Gibran di ambang kemenangan, baik menang satu putaran, atau menang dua putaran.(*)