Berpotensi Tambah PAD Luwu, Harga Sarang Burung Walet Tembus Belasan Juta per Kilogram

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah walet milik warga di Dusun Cappie, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Rabu (5/7/2023). Harga sarang burung walet yang mahal berpotensi sumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Luwu.

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Bisnis sarang walet rupanya menggiurkan.

Sebagian warga di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan pun ikut membangun rumah walet.

Bangunan-bangunan rumah walet yang menjulang mudah sekali ditemukan di jalan.

Kepala Dinas Badan Pengelolah Keuangan Daerah atau BPKD Muhammad Rudi mengaku bisnis sarang walet memiliki potensi untuk sumbangsih bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Luwu.

"Iya, bisnis sarang walet ini sebenarnya potensi untuk menambah PAD. Walau kecil, tetapi potensinya ada," jelasnya, Rabu (5/7/2023).

Nilai pajak dari bisnis sarang walet diambil dengan metode assesment.

"Dibutuhkan kejujuran dari pemilik sarang walet, karena prinsip pajak menggunakan assesment," ujarnya.

Dirinya menambahkan, untuk pajak dari bisnis sarang walet berkisar 10 persen dari penghasilan yang didapatkan dari omset penjualan.

"Berkisar 10 persen dari omset penjualan mereka," pungkasnya.

Dari data yang ia peroleh, realisasi PAD dari bisnis sarang walet di tahun 2022 hanya Rp2,7 juta.

Dengan pagu yang ditetapkan sebanyak Rp35 juta.

PAD Luwu mengalami kenaikan dalam dua tahun belakangan ini.

PAD Luwu yang dulu berkisar Rp115 miliar kini naik Rp145 miliar.

Baca juga: Belum Capai Target Rp162 Miliar, Sarang Burung Walet Jadi Sasaran Bapenda Maros

Baca juga: Bupati Luwu Minta Pajak Sarang Burung Walet Ditingkatkan

"Rata-rata kita naik terus setiap tahunnya. pendapatan daerah kita juga yang dulu hanya Rp115 miliar sekarang sudah bisa sampai Rp145 miliar. Ini PAD murni, artinya pada situasi ada pandemi sampai hari ini akhir masa jabatan beliau pendapatan kita naik," ujarnya.

Harga Sarang Burung Walet

Usaha walet kini digandrungi sebagian masyarakat, tak terkecuali di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Harganya yang mahal saat panen, membuat usaha ini dilirik masyarakat.

Sebenarnya, sarang burung walet bukanlah sarang burung yang terdiri dari ranting pohon sebagaimana biasanya.

Sarang burung walet dibuat dari air liur burung itu sendiri.

Air liur ini membentuk gumpalan yang lalu banyak dicari dan jadi salah satu hidangan paling mahal di dunia.

Sarang burung walet ini kering saat diambil atau dipanen. Namun, sarang ini berubah jadi seperti agar-agar saat diolah.

Sarang burung walet juga punya banyak manfaat lain untuk kesehatan.

Air liur burung walet terbuat dari protein, yang juga tinggi kandungan kalsium, zat besi, kalium, dan magnesium.

Selain itu, sarang burung walet juga mengandung antioksidan yang tinggi, serta berbagai vitamin dan mineral yang bisa melengkapi nutrisi tubuh.

Baca juga: Ranperda Pajak Sarang Burung Walet di Sinjai Diminta Dikaji Ulang, Dinilai Beratkan Pengusaha

Baca juga: Mak Ganjar Sulsel Gelar Pengembangan Usaha Kue Khas Bugis di Bone

Karena khasiatnya, sarang burung walet tidak cuma dicari untuk dijadikan bahan makanan, tapi juga untuk dijadikan bahan obat.

Proses pengolahan sarang ini memerlukan waktu yang cukup lama, yaitu hampir enam jam mulai dari pembersihan sarang, pencucian, sampai perebusan.

Proses yang rumit ini yang juga jadi salah alasan kenapa sarang burung walet dijual dengan harga tinggi.

Dari informasi yang dihimpun Tribun-Timur.com, nilai harga sarang burung walet sangat fantastis.

Harga sarang burung walet (SBW) yang sudah diolah atau siap untuk konsumsi dengan grade rendah dibandrol Rp14 juta per kilogram.

Sedangkan untuk grade paling tinggi sekitar 3.000 dolar AS per kg atau setara Rp41,865 juta.(*)

Laporan Wartawan Tribun Timur, Muh Sauki Maulana

Berita Terkini