TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Sejumlah partai politik di Kabupaten Luwu tak mau absen menambahkan anak muda di komposisi bacaleg yang ia usung pada Pemilu 2024.
Beberapa nama seperti Ketua Barisan Muda Partai DPD PAN Luwu Adri, Kader AMPG DPD Golkar Luwu Kiki Angriani, serta Risman dosen muda yang tergabung ke dalam DPD Partai PPP Luwu.
Para anak muda ini tadinya percaya diri untuk bisa merebut hati konstituen di daerah pemilihan (dapil) masing-masing.
Adri misalnya, akan bertarung di Dapil III Luwu.
Dapil III Luwu meliputi Kecamatan Larompong Selatan dan Larompong.
Adri sepertinya harus kerja ekstra sebab masih ada sejumlah nama politisi senior di Dapil III Luwu.
Nama incumbent seperti Basaruddin dari DPD Nasdem Luwu, Sugiman Janong dari DPC Demokrat Luwu, serta Arfan Basmin dari DPD PPP Luwu.
Ketiga nama itu tentu bisa saja menjadi batu hambatan Adri di Pileg kelak.
Sebab, di Dapil III tempat Adri maccaleg, hanya memiliki alokasi empat kursi.
Begitu juga yang dirasakan Kiki Angriani.
Kiki akan maju di Dapil I Luwu meliputi Kecamatan Belopa, Belopa Utara, dan Kamanre.
Kiki juga harus melewati hadangan beberapa politisi senior.
Misalnya Zulkifi dari Golkar, Zainal Arifin dari Partai Perindo, Wahyu Napeng dari Partai PAN, serta Ishak Sallo dari Partai Hanura.
Sama seperti Adri dan Kiki, langkah Risman juga sama beratnya.
Dosen muda Universitas Andi Djemma Kota Palopo ini juga harus melawan beberapa politisi senior.
Risman akan maju di Dapil I Luwu bersama dengan Kiki.
Lantas, bagaimana peluang bacaleg muda melewati popularitas politisi senior?
Pengamat politik Universitas Bosowa (Unibos) Kota Makassar Arif Wicaksono mengaku, bacaleg muda punya semangat dan kreativitas yang acap kali tidak dimiliki politisi senior.
"Sebenarnya caleg muda itu keunggulannya adalah punya semangat dan kreativitas yang berlebih, bahkan bisa jadi jauh lebih besar dari pada caleg senior," jelasnya, Rabu (21/6/2023).
Baca juga: Nasdem Target Runtuhkan Dominasi Golkar, Surya Paloh Turun Pimpin Pemenangan Caleg se-Sulsel
Baca juga: Terbukti Main Mata dengan Bacaleg, 8 Petugas PPS di Dapil Mamarita Makassar Terancam Dipecat
Tetapi kata Arif, bukan hal mudah juga untuk mendulang suara di Dapil yang terdapat incumbent.
"Akan tetapi, jika kiranya tidak ada masalah dalam proses kandidasi caleg senior di partainya, seperti misalnya sedang tersangkut sebuah masalah yang dapat mengganggu proses pencalegan internal partai, maka idealnya caleg senior ini diprediksi akan lebih berpeluang dari caleg muda, apalagi jika sang senior ini adalah incumbent," ujarnya.
Oleh karenanya, sambung Arif, bacaleg muda harus memiliki effort lebih untuk mengungguli seniornya.
Semisal dengan menggunakan sosial media sebagai kekuatan mereka.
"Karena itu caleg muda harus punya effort atau upaya lebih untuk dapat mengungguli seniornya. Apalagi di era saat ini, kelemahan caleg senior adalah kurang menguasai media sosial," katanya.
"Justru akan memperbesar peluang caleg muda untuk menciptakan ceruk dukungan dari kalangan anak muda pengguna media sosial yang secara kuantitas, saat ini jumlahnya cukup banyak," pungkasnya.(*)
Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana