Opini

Kisah Galib yang Berguru di Gontor

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

drg Rustan Ambo Asse SpPros, alumnus Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin

Dia justru bernazar, bahwa kelak jika Allah SWT memberikan kesempatan hidup dengan kesehatan yang membaik, maka dia berjanji akan mencurahkan sisa hidupnya untuk ummat,mbangsa dan negara. Dia ingin mendirikan pesantren.

Ketika saya mendapat kiriman bukunya, dan buku itu saya baca dalam rentang kurang lebih 24 jam.

Dia memberikan pesan via Whatshaap bahwa buku ini adalah inisiasi dari sahabatnya yang juga teman seperjuangan Andi Damis Dadda, buku ini lahir bukan karena kehendak dirinya.

Perjalanan kisah selanjutnya bagaimana dia menunaikan nazar untuk mendirikan Pesantren adalah kisah yang penuh hikmah dan pelajaran hidup.

Perjalanan anak manusia yang penuh idealisme dan tekad yang kuat untuk lebih bermanfaat bagi generasi pelanjut.

Seorang Galib yang mundur dari Gontor, bisa jadi adalah salah satu murid terbaiknya.

Boleh jadi mendirikan pesantren itu adalah sebuah jawaban yang belum terungkap ketika dia pada akhirnya meninggalkan asrama.

Galib tetap memilih jalan paling sederhana dalam hidupnya.

Jalan yang mungkin telah lama tidak ditemukan pada era sekarang ini.

Namun jalan yang telah dia buka adalah pesan abadi yang memantik cahaya nurani kita semua. Bahwa selalu ada harapan yang akan tumbuh mekar dan indah di negeri ini. Semoga ! (*)

Berita Terkini