"Kita otodidak aja. Kita pikirkan juga safety-nya,"
Baca juga: Siapa Haji Endang? Pemilik Jembatan Penyeberangan Raup Rp 20 Juta Per Hari, Kini Kehilangan Omzet
Baca juga: 6 Fakta Jembatan Milik Haji Endang, Beromzet Rp20 Juta per Hari hingga Rela Diambil Alih Pemerintah
4. Modal Rp 5 miliar
Endang menuturkan, pembuatan jembatan itu membutuhkan modal mencapai Rp 5 miliar.
Ia mengaku harus beberapa kali meminjam ke bank.
Kini, jembatan tersebut menjadi akses mobilitas warga.
Warga yang melintasi jembatan perahu dikenai tarif Rp 2.000.
"Pendapatannya tak kurang Rp 20 juta per hari," ungkapnya.
Menurut Haji Endang, pemasukan tersebut dipakai untuk biaya operasional sebesar kurang lebih Rp 8 juta per hari.
Biaya operasional tersebut untuk perawatan, penerangan, hingga upah pekerja.
"Perawatan itu termasuk juga perawatan jalan akses ke sini," terangnya.
5. Niat menolong orang, dilewati ribuan karyawan pabrik
Haji Endang bercerita, awalnya dia tak niat berbisnis dan hanya ingin menolong warga.
Namun setiap hari ribuan karyawan pabrik hingga warga melintasi jembatan penyeberangan itu.
Sejak jembatan penyeberangan itu dibangun, ekonomi di sekitarnya pun turut tumbuh.
Banyak warga berjualan di pinggir jalan.
"Sepanjang jalan banyak warga yang jualan," kata dia.
Selain itu, Endang juga merekrut 40 warga sebagai pekerjanya. Usianya pun tak dibatasi.
"Gajinya macem- macem. Ada yang UMK ada yang tidak. Ada beberapa indikatornya. Misalnya lama kerja dan rajin tidaknya," kata dia.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Farida Farhan | Editor : Dheri Agriesta, Pythag Kurniati)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Jembatan Haji Endang, Ada Sejak Tahun 2010, Modal Rp 5 Miliar hingga Dirangkai dari 11 Perahu"