Namun tarif tersebut sejak awal 2010 lalu hingga kini masih belum mengalami kenaikan.
Selain itu tarif Rp 2.000 ini juga tidak bersifat paten.
Karena Haji Endang tidak mempermasalahkan jika ada pengguna yang hanya memberi Rp 1.000, atau bahkan ada pengguna yang sedang tidak membawa uang.
"Tarif itu tak paten. Sebab jika ada yang memberi Rp 1.000 atau bilang sedang tak bawa uang juga enggak masalah," terangnya.
Berikut 5 fakta jembatan milik Haji Endang:
1. Disusun dari 11 perahu
Jembatan penyeberangan itu terdiri dari rangkaian perahu ponton yang terbuat dari besi.
Ada 11 perahu yang dirangkai dengan jarak sekitar 1,5 meter.
Di bagian atas perahu ponton diberi alas, sehingga pengendara seperti melewati jalan biasa.
Masing-masing perahu diberi tali pengaman yang digantung.
Juga ada ban pelampung di setiap sisi sebagai antisipasi.
Jika air naik, maka jembatan ditambah satu rangkaian yang terdiri dari dua perahu.
Haji Endang bercerita awalnya jembatan itu hanyalah perahu eretan biasa.
Namun belajar dari pengalaman dan menerima masukan, jembatan tersebut menjadi seperti sekarang.
2. Dibangun sejak tahun 2010