Namun dalam laga melawan Borneo, PSM lemah di posisi dua full back atau bek sayap kanan dan kiri.
Dua gol Borneo melalui sisi kiri pertahanan PSM.
Gol pertama lewat aksi solo run Terens Puhiri ke dalam kotak penalti dan melepaskan umpan tarik ke Jonathan Bustos.
Kemudian gol kedua, dicetak lewat umpan lambung Marko Sandi ke Fransisco Torres yang salah diantisipasi pemain PSK.
Pemain nomor 9 ini menyundul bola ke sisi kanan gawang PSM.
Masalah lain dari PSM, lanjut dia, jika mendapat lawan bermain bertahan, mereka kesulitan membongkar.
Terbukti, Willem Jan Pluim cs belum pernah menang besar atas lawannya.
Hanya menang tipis dengan selisih satu gol.
"Masalah PSM jika mendapat lawan bertahan yang bagus, mereka tidak gampang membongkarnya. PSM tak pernah menang besar. Harus cari striker," sebut mantan pelatih PSM ini.
Hanafing berpandangan, belum ada penyerang sayap yang bisa membongkar pertahanan lawan. Sejauh ini hanya andalkan Ilham Udin Armaiyn.
Padahal PSM dikenal dan selalu melahirkan penyerang sayap yang kuat. Diantaranya, Dollar Rahim, Karman Kamaluddin, Rohandi Yusuf, Abdi Tunggal dan dirinya sendiri.
"Di musim ini saya belum lihat penyerang sayap yang kuat di PSM," ujarnya.
Namun, tim pelatih harus diberi waktu untuk terus memperbaiki tim ini. Sebab tidak muda membentuk tim dengan persiapan yang kurang.
"Ini pekerjaan pelatih. Tidak gampang membentuk tim dengan persiapan yang kurang," ucapnya.(*)